Produk Unggulan Narapidana Hadir di Trade Expo Indonesia 2018

Umum363 Dilihat
Portalindo.co.id –  Tangerang – Sebagai wujud konsistensi dan komitmen Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan mensosialisasikan program pembinaan kemandirian Narapidana kepada masyarakat, Produk Unggulan Narapidana tak ketinggalan untuk “unjuk gigi” di Trade Expo Indonesia Tahun 2018 yang diselenggarakan pada tanggal 24-28 Oktober 2018 di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami, menuturkan kegiatan ini akan menjadi sarana strategis bagi Ditjen Pemasyarakatan untuk mempromosikan produk unggulan Narapidana dan berharap ada investor yang menanam modalnya.

“Saya berharap dengan ikut sertanya Ditjen PAS dalam acara ini akan bisa mempublikasikan program pembinaan kemandirian Narapidana kepada masyarakat baik di dalam maupun luar negeri,” harapnya di sela acara pembukaan tadi pagi Rabu, 24/10/2018. 

Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sekaligus membuka secara resmi.
“Ini kali kedua kita ikut serta di Trade Expo Indonesia. Promosi dan sosialisasi dari kita tantunya akan lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujar Utami.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi, Harun Sulianto, mengatakan produk-produk unggulan Narapidana yang ditampilkan dalam Trade Expo Indonesia 2018 seperti kursi rotan sintetis dari Lapas Narkotika Cirebon, ayunan rotan sintetis dari Lapas Kelas I Cirebon, furniture dari Lapas Porong, batik dari Lapas Semarang, Lapas Narkotika Nusakambangan dan Lapas Cipinang, tas batik dari LPP Semarang, hiasan tiga dimensi dari LPP Jakarta, penebah dari LPP Malang, kopi Jeera dan kerajinan kulit dari Rutan Cipinang, tikar kayu dari Lapas Pontianak, kerajinan cukli dari Lapas Nusa Tenggara Barat, tas anyaman dari LPP Mataram.
Ada pula kerajinan kayu dari Lapas Banyuwangi, agenda tapis dan kerudung tapis dari LPP Lampung, kalung batik dari LPP Yogyakarta, sarung soft ball dari Lapas Ambarawa, kaligrafi dari Lapas Madiun, lukisan getah nyatu dari Rutan Palangkaraya, kaos residivis dari eks Narapidana Lapas Banceuy, batik dari Rutan Sumenep, meja akar dari Lapas Kembang Kuning Nusakambangan, serta Bola Kaki dari Lapas Kelas I Cirebon. 

“Lapas Industri harus dibangkitkan kembali mengingat persaingan regional yang diharapkan dengan Lapas sebagai sentra industri dapat menyokong produktivitas masyarakat sekitar sekaligus meningkatkan kapasitas sumber daya khususnya Narapidana. Hal tersebut dapat menggerakan sekaligus memperkuat ekonomi bangsa dengan adanya kegiatan di Lapas dan Rutan produktif di Indonesia,” tuturnya.

Kegiatan tersebut merupakan partisipasi aktif Pemasyarakatan dalam membangun perekonomian bangsa melalui hasil karya Narapidana menuju Lapas produktif yang memproduksi hasil karya Narapidana yang dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional yang telah terbukti dengan adanya produksi dari lapas yang sudah diimpor ke luar negeri.(fri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *