Kunjungan PM China ke Indonesia Bahas Investasi

Umum774 Dilihat

Oleh : Teguh Wibowo 
Dijadwalkan pada 6 Mei 2018, PM China akan melakukan kunjungan ke Indonesia atas undangan dari presiden Joko Widodo. Kunjungan tersebut menjadi kunjungan balasan setelah sebelumnya Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke China pada tahun lalu. Rencana kunjungan PM China Li Kegiang tersebut mendapat sambutan hangat dari pemerintah. Dikabarkan pertemuan kali ini akan membahas diskusi penting mengenai investasi negara tirai bambu tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh menteri luar neger, Retno Marsudi, pemerintah akan berusaha menekan defisit perdagangan agar angkanya semakin sempit. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama luar negeri, salah satunya adalah China. Pemerintah juga berusaha untuk meningkatkan ekspor ke China. Diantara produknya adalah sawit, kopi, kokoa, sarang walet, manggias, dan lain-lain.
Selain itu, pembahasan yang juga diprediksi akan dibahas adalah tentang kelanjutan dari proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Mengenai hal tersebut, Menteri BUMN dan juga pejabat tinggi China telah meninjau pengerjaan kereta cepat tersebut. Proyek ini menjadi proyek kerjasama yang ditargetkan harus selesai lebih cepat.
Kemudian poin yang tak kalah penting adalah tentang rencana  jalur sutera modern atau yang dikenal OBOR kepanjangan dari, One Belt One Road. Untuk proyek ini, sebelumnya PM Li telah bertemu dengan Luhut Panjaitan selaku Menko Kemaritiman. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia saat ini tengah giat membangun infrastruktur, hal tersebut juga sejalan dengan tujuan negara China yang juga sedang meningkatkan pembangunan.
Ternyata bukan hanya Indonesia yang akan dikunjungi oleh perdana menteri Li Keqiang. setelah ke Indonesia, PM Li akan meneruskan perjalanan ke negeri sakura. Rencananya PM Li Keqiang akan berada di Indonesia tanggal 6 hingga 8 Mei 2018. 
Seperti yang disebutkan wakil menteri luar negeri China, Kong Xuanyoi, PM Li  akan melakukan pembicaraan dengan Jokowi-JK. Kunjungan ini menjadi kunjungan Pertama PM Li ke luar negeri di periode jabatan keduanya yang baru saja dilantik pada Maret 2018.  Sebelum ini PM Li berkunjung ke Indonesia pada tahun 2008, saat itu dirinya menjabat sebagai wakil perdana menteri. 
Kunjungan kali ini menjadi tanda akan kemitraan Indonesia dan China selama 5 tahun terakhir. Selain itu juga menandai kemitraan di tingkat ASEAN selama 15 tahun. Kunjungan PM Li ke Indonesia juga untuk menanda tangani berkas-berkas dokumen perjanjian bersama  presiden Joko Widodo.
Mengenai kunjungan PM Li ke Indonesia, Duta besar negara tirai bambu juga berkomentar bahwa kunjungan PM Li tersebut menjadi tanda bahwa Indonesia menjadi negara yang penting di mata China. Xiao Qian selaku duta besar China mengatakan bahwa hubungan masyarakat antara Indonesia dan China sudah terjalin lama sejak 2000 tahun lalu. Karena itulah tidak mengherankan jika Indonesia termasuk mitra diplomatik yang penting  bagi negara China.
Lalu apa manfaat kunjungan ini bagi Indonesia? Hubungan diplomatik tentunya membawa manfaat bagi kedua belah pihak. Bukan hnaya China saja yang diuntungkan, tentunya Indonesia juga mendapatkan keuntungan apabila menjalin kerjasama. Sebut saja misalnya keuntungan dari kerjasama rencana jalur sutera, maka perekonomian Indonesia tidak lagi hanya berporos di pulau Jawa.
Dengan danya investasi dari China, maka bisa meningkatkan infrastruktur di berbagai tempat di Indonesia. Indonesia bisa mulai membangun daerah–daerah yang berpotensi pariwisata seperti daerah Sumatera yang dapat dibangun menjadi lebih indah dan diminati wisatawan. Selain itu akses ke pelabuhan juga ditingkatkan agar bisa semakin strategis dan fasilitasmya terpenuhi yang nantinya akan membawa pergerakan ekonomi Indonesia.
Kesempatan investasi itu juga bisa menyasar ke Sulawesi Utara untuk meningkatkan akses jalan dan infrastruktur lainnya di daerah Manado, Gorontlo, Bitung, dan masih banyak lagi tempat di Indonesia yang butuh dibangun dan dimaksimalkan potensinya bagi kemajuan Indonesia secara keseluruhan.
Pada dasarnya invetasi dari China aka dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menyeimbangkan  pertumbuhan ekonomi di Jawa dan luar Jawa.  Investasi dari China yag sesuai dengan Belt and Road tersebut didorong agar bisa maju dan berjalan denga lancar.
Keuntungan pola investasi China lainnya adalah tidak haya berfokus pada perdagangan. Jadi, kerjasama antara Indonesia dan China ini meliputi berbagai bidang.  Tidak hanya dibidang ekspor dan  impor. Tapi juga termasuk investasi di bidang e-commerce, pembangkit listrik, emas, tembaga, dan lain sebagainya.
Nah, salah satu yang populer adalah kerjasama Indonesia China  pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang didanai oleh  CDB atau kepanjangan dari China Development Bank. Bagi yang belum tahu, proyek ini masuk ke pinjaman swasta bukan pemerintah. Pemerintah juga ikut mendorong majunya perekonomian swasta sehingga mengizinkan investasi bagi swasta pula. Namun , untuk urusan tenaga kerja harus mematuhi peraturan yang berlaku.
Isu tentang bayaknya tenaga asing dari China sempat santer terdengar. Pemerintah beralasan bahwa perekrutan buruh kontruksi dari China tersebut agar proyek pembagunan cepat selesai sesuai target. Ketika sudah selesai, maka mereka akan kembali ke negaranya dan operasional pabrik akan ditangani oleh hanya pekerja lokal. 
Dengan adanya kunjungan dari PM Li ini menjadi momentum bagi Indonesia dan China untuk meningkatkan kerjasama, khususnya di bidang investasi. Meski, memang tidak dipungkiri bahwa peningkatan investasi China ke Indonesia membawa sentiment dari sejumlah kalangan. Bagi pihak yang kontra, investasi dari China yang semakin besar bisa membuatnya mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang diambil Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa China tidak hanya ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya tapi juga ingin memperkuat pengaruhnya di Asia Tenggara.
Namun, menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, mengatakan, saat ini perusahaan di China memang sedang gencar melakukan investasi ke luar negeri. Jadi momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia untuk menjalin kerjasama. China menunjukkan minat yang cukup besar untuk berinvestasi di Indonesia, hal tersebut dibuktikan dengan naiknya investasi China yang semula berada di peringkat 13 menjadi yang ketiga untuk investor terbesar di Indonesia.
Ada pun sektor yang menarik minat para investor China adalah di bidang logam, tenaga listrik, dan lain-lain. Thomas menilai bahwa hal tersebut harus dimanfaatkan Indonesia. Karena kalau tidak kesempatan itu bisa diambil oleh negara lain.
Tentunya China bukan hanya bekerjasama dengan Indonesia, tapi juga negara lainnya. Seusai berkunjung ke Indonesia, PM Li Keqiang akan bertandang ke Jepang untuk membahas perjanjian trilateral bersama PM Jepang Shinzo Abe dan juga petinggi Korea Selatan. Mengenai kunjungannya ke Indonesia, PM Li pernah mengatakan bahwa kerja sama Indonesia dengan China diharapkan bisa saling mneguntungkan kedua belah pihak. China memiliki teknologi dan infrastruktur serta produktifitas yang bagus. Kerjasama di bidang Industri diharapkan akan membawa dampak yag baik bagi kedua belah pihak.
Nah, mengenai kebijakan apa saja yag akan dibahas dan disepakati pada pertemuan PM Li Keqiang dan presiden Joko Widodo, semoga banyak memberikan manfaat bagi rakyat. 
Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *