“Santri dan Mahasiswa Se-Salatiga Deklarasikan Anti Hoax Demi Tegaknya Pancasila dan NKRI” 

PORTALINDO.CO.ID, JAWA TENGAH/SALATIGA, (25/11) – Santri dan Mahasiswa di Salatiga Deklarasikan Anti Hoax demi tegaknya nasionalisme. Ratusan santri dan puluhan mahasiswa di Salatiga, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah mendeklarasikan anti hoax dan anti politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Deklarasi itu dilaksanakan bersama dengan acara Literasi Media dan Tausyiah di Pondok Pesantren Wakaf Literasi Islam (WALI), Salatiga, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. kamis siang (29/11/2018).

“Kami warga santri dan mahasiswa serta masyarakat Se-Salatiga, dengan ini menyatakan menolak segala berita bohong atau hoax serta sentimen bermuatan suku, agama, ras, dan antar golongan,” kata Hafyz Marshal selaku ketua pelaksana acara dan pimpinan redaksi kataindonesia.com.

Hafyz melanjutkan, santri siap turut serta menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta kerukunan masyarakat khususnya di wilayah Salatiga dan sekitarnya.

Di tempat yang sama, Pimpinan Ponpes WALI, KH Anis Maftuhin mengapresiasi acara Literasi Media dan deklarasi santri serta mahasiswa. Menurutnya, santri dan mahasiswa sudah seharusnya menjadi garda paling depan yang memerangi hoax dan sentimen atau politisasi bermuatan SARA.

Sebagai intelektual Islam, lanjut KH Anis Maftuhin, santri dan mahasiswa harus menjadi pelopor dalam menyajikan informasi yang sehat dan mendidik serta mengedepankan sikap saling menghargai kerukunan beragama.

“Santri adalah pembawa misi Islam yang damai, yang mengutamakan kemaslahatan, dan anti kebohongan,” tandasnya.

“Santri juga siap untuk saling memberikan informasi yang sehat dan berimbang serta sesuai fakta demi keharmonisan masyarakat di Salatiga sekaligus mendukung jalannya pemerintahan saat ini” tambah KH Anis Maftuhin.

Senada dengan KH Anis Maftuhin, Husen Sanusi selaku pemateri mengatakan bahwa santri dan mahasiswa perlu mencegah berita hoax demi terciptanya kondisi yang kondusif demi terselenggaranya pemerintahan yang dirasakan kinerjanya hingga pedesaan.

“Melakukan pencegahan dan antisipasi terhadap tumbuh kembangnya penyebaran berita bohong atau hoax adalah salah satu cara mendukung pemerintahan agar tercipta pembangunan yang dimulai dari pedesaan berasas kerakyatan” tutup Husen Sanusi.

Senada dengan KH Anis Maftuhin, Husen Sanusi selaku pemateri mengatakan bahwa santri dan mahasiswa perlu mencegah berita hoax demi terciptanya kondisi yang kondusif demi terselenggaranya pemerintahan yang dirasakan kinerjanya hingga pedesaan.

“Melakukan pencegahan dan antisipasi terhadap tumbuh kembangnya penyebaran berita bohong atau hoax adalah salah satu cara mendukung pemerintahan saat ini (Jokowi) demi pembangunan pedesaan yang berasas kerakyatan” tutup Husen Sanusi.

Ida.B

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *