Pasca Peristiwa Pembantaian Pekerja,Kementerian PUPR Terpaksa Menghentikan Proyek Tersebut

PORTALINDO.CO.ID, JAKARTA – Hari ini Kementerian PUPR menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga para korban penembakan dari PT. Istaka Karya.

Juga dengan tegas mengumumkan, menghentikan sementara kontrak proyek pembangunan 35

jembatan disepanjang ruas jalan antara Wamena – Habema – Mugi – Kenyam – Batas Batu – Mumugu dengan panjang 278,6 km, terhitung hari ini, Selasa 4 Desember 2018.

Penghentian ini atas rekomendasi pihak TNI/POLRI .

Kementeriaan PUPR terpaksa menghentikan proyek strategis tersebut pasca peristiwa pembantaian

terhadap pekerja pembangunan Jembatan Kali Aorak (KM 102+525) dan Jembatan Kali Yigi (KM 103+975) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Padahal, proyek pembangunan jembatan tersebut merupakan bagian upaya pemerintah membangun infrastruktur untuk pemerataan pembangunan di tanah air.

Kementerian PUPR menyebutkan, antara kurun waktu 2016 hingga 2019, Kementerian PUPR melalui

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua, Ditjen Bina Marga telah memprogramkan pembangunan 35 jembatan pada ruas Wamena –

Habema – Mugi – Kenyam – Batas Batu – Mumugu.
Diantaranya, 14 jembatan dikerjakan oleh PT Istaka

Karya dengan nilai kontrak Rp 184 miliar dimana progresnya 11 jembatan sedang dalam pelaksanaan, 3 jembatan akan mulai dikerjakan tahun 2019.

Sementara 21 jembatan dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 246,8 miliar

dimana progresnya 5 jembatan sudah selesai (Jembatan Gat III, Gat II, Arwana, Merek dan Wusi),

sedangkan 9 jembatan sedang dalam pelaksanaan (a.l Kali Kotek I, Kali Wolgilik, Kali Jun, Kali Labi, Kali Abeak, Kali Simal, Kali Moit, Kali Dumit dan Kali Rora).

Namun sejak 4 bulan yang lalu telah dihentikan karena adanya korban/gangguan keamanan yang serius. 7 jembatan akan mulai dikerjakan pada tahun 2019.

Menteri PUPR , Basuki Hadimuljono menegaskan, bahwa pembangunan ruas Wamena – Habema – Mugi – Kenyam – Batas Batu – Mumugu merupakan

prioritas program dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, sebagai implementasi visi Nawacita “Membangun dari Pinggiran.

Bahkan Presiden Jokowi pernah melakukan kunjungan kerja untuk memantau langsung progres

pembangunan jalan pada ruas tersebut pada tanggal 10 Mei 2017, serta menugaskan Kementerian PUPR

untuk mempercepat penyelesaian pembangunan jalan dan jembatan pada ruas tersebut”, jelasnya.

“Sangat disayangkan, tanpa adanya jembatan, para pengguna jalan harus melintas sungai pada ruas ini. Saat ini progres pembangunan 35 jembatan tersebut sudah selesai 70%,” uajrnya.

Dalam keterangan persnya , menteri Basuki mendukung sepenuhnya upaya dan langkah cepat

aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, untuk menemukan dan menindak tegas para pelaku

sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi para staf, kontraktor maupun konsultan yang bekerja untuk dan atas nama Kementerian PUPR dan

Kementerian/Lembaga lainnya untuk membangun infrastruktur demi terwujudnya keadilan sosial dan kesejahteraan di Papua.

Dalam konferensi pers tersebut Menteri Basuki didampingi oleh Sekretaris Jenderal Anita Firmanti,

Inspektur Jenderal Widiarto, Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, Dirjen Cipta Karya Danis H.

Sumadilaga, Dirjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi, Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, dan Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi AH.

Turut hadir Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro dan Direktur Utama PT. Istaka Karya Sigit Winarto.(Alexander)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *