Terkait MUI keluarkan Fatwa Boleh Atas Pemberian Vaksin,Ma’ruf Amin Ajak Diskusi MUI Daerah Yang Tolak Vaksin MR

Portalindo.co.id, Jakarta — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin menyatakan akan berdiskusi dengan sejumlah MUI daerah dan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh yang masih menolak vaksin Measles Rubella (MR).MUI Pusat sebelumnya telah mengeluarkan fatwa yang membolehkan imunisasi vaksin MR tersebut meski terdapat kandungan babi. Fatwa MUI itu diberikan akibat belum ada vaksin yang halal untuk imunisasi MR.

“Kita ajak diskusi nanti kenapa dia menolak. Kita jelaskan tentang imunisasi dan kebolehan menggunakan vaksin MR,” ujar Ma’ruf dalam diskusi Forum Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (18/9).Ma’ruf mengakui butuh kerja keras dari semua pihak, baik MUI maupun Kementerian Kesehatan untuk menyosialisasikan pentingnya vaksin MR tersebut. Di Aceh sendiri, kata dia, telah ada MPU yang memiliki fatwa sendiri soal aturan pemberian vaksin.

“Kalau di Aceh namanya MPU [yang mengeluarkan fatwa]. Tapi kalau sama MUI, ya namanya jadi MUI juga,” ujar Ma’ruf.Pria yang juga menjabat Rais Aam PB Nahdlatul Ulama ini mengatakan imunisasi vaksin MR itu harus dibolehkan karena kondisi di Indonesia saat ini sudah darurat. Menurutnya, sejumlah pihak yang masih melarang pemberian vaksin itu terjadi karena ketidaktahuan tentang bahaya penyakit rubella.

“Mungkin kurang paham, makanya harus diberi paham, ‘ini lho buktinya’,” ucap Ma’ruf.Ia pun membandingkan pemberian vaksin MR itu dengan imunisasi vaksin meningitis kepada jamaah haji pada 2010. Saat itu, imunisasi vaksin meningitis juga sempat menuai polemik karena dianggap haram. Namun, MUI kemudian mengeluarkan fatwa yang membolehkan imunisasi tersebut, karena belum ada vaksin lain yang halal.

“Ini darurat namanya karena belum ada vaksin yang halal. Ketika 2011 ada yang halal ya sudah wajib gunakan yang halal, yang haram tidak boleh lagi. Sama seperti ini nanti (vaksin MR),” ujar Ma’ruf.
Sementara itu Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyatakan akan segera melakukan sosialisasi pentingnya imunisasi vaksin MR ke sejumlah daerah yang masih rendah tingkat pemberian vaksinnya bersama MUI.

“Daerah-daerah yang masih rendah itu, kita harus pergi ke sana. Tentu yang penting memberikan informasi, pengertian, bersama MUI,” ucapnya. Saat ini masih ada delapan provinsi dengan pemberian vaksin terendah yakni di Aceh, Riau, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Kondisi ini berbeda dengan imunisasi vaksin MR di Pulau Jawa yang diklaim Nila telah mencapai 100 persen. Capaian imunisasi vaksin MR dinilai memberikan hasil positif dengan turunnya kasus penyakit rubella di Pulau Jawa.”Ya sekarang kami kejar terus yang di luar Jawa. Tapi beberapa daerah sudah mendekati cukup tinggi, salah satunya Bali sudah hampir 85 persen,” ucapnya.(Makmur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *