Dalam Acara Malam Amal LBH,Menaker Hanif :Para Pekerja Media Di Indonesia Berserikatlah

Foto: Dok Kemnaker

Portalindo.co.id, Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mendorong pekerja media atau wartawan segera berserikat. Menurutnya keberadaan serikat pekerja media sangat penting untuk memastikan perubahan-perubahan di industri media tidak melanggar hak-hak para pekerja.

“Tentunya ini harus disiasati secara baik oleh pekerja media. Saya mendorong teman-teman wartawan berserikat. Berserikat tentu berbeda dengan paguyuban. Para pekerja media di Indonesia berserikat lah,” kata Hanif dalam keterangan tertulis, Kamis (2/8/2018).

Hanif menyampaikan itu saat memberikan sambutan pada acara Malam Amal Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers di Jakarta, Rabu (1/8/2018).Hanif menegaskan bahwa pekerja media seharusnya berserikat. Dengan begitu pekerja media dapat mengantisipasi kasus yang menimpa para pekerja industri media di Indonesia. “Kita tidak bisa memakai paguyuban. Instrumennya ya serikat pekerja. Berserikat lah,” tegasnya.

Dirinya menyadari bahwa bagi kalangan pengusaha, serikat pekerja konotasinya negatif. Pandangan atau anggapan tersebut merupakan tantangan yang harus dijawab pekerja media untuk bisa menampilkan serikat pekerja yang bukan hanya bisa berdemo, namun menjadi serikat pekerja yang kuat dan bisa diandalkan untuk membela kepentingan anggotanya.

“Saya kira ini tantangan bagi pekerja media karena tantangan tenaga kerja semakin hari semakin banyak, seiring perkembangan industri sebagai konsekuensi perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat,” ujarnya.

Tak hanya itu, dirinya juga mengingatkan perubahan teknologi informasi yang berdampak perubahan karakter industri media. Menurutnya jika tidak diantisipasi, maka klien LBH Pers semakin hari akan semakin banyak karena akan muncul kasus-kasus perselisihan hubungan industrial.“Jadi ini tantangan besar yang harus direspon dengan baik, tidak hanya oleh LBH Pers tapi juga oleh pekerja media itu sendiri,” katanya.

Selain permasalahan serikat, Hanif juga menyebut adanya persoalan sertifikasi kompetensi bagi pekerja media. “Ini penting untuk memastikan teman-teman pekerja media ini terlindungi dari sisi sertifikasi kompetensi,” kata Hanif.

Lebih lanjut, Hanif juga membahas krisis finansial yang dialami oleh LBH Pers. Dirinya menilai hal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk merumuskan cara menopang kinerja mereka di masa depan, namun di sisi lain krisis yang mendera LBH Pers juga merupakan berita buruk bagi keberlangsungan lembaga independen tersebut.”Berita baiknya ini saya sebut sebagai momentum untuk kita semua bersatu menyelamatkan LBH. Berita buruknya ya kondisinya tidak baik,” ujarnya.

Hanif berharap LBH Pers yang terus memperjuangkan kebebasan pers, kebebasan berekspresi dan berpendapat, serta memberikan dukungan advokasi hukum terhadap jurnalis dan masyarakat luas itu dapat tetap ada. “Keberlangsungan LBH Pers, kita meyakini LBH Pers harus tetap ada,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Hanif juga menyempatkan diri untuk membeli lukisan bergambar Bung Karno bersama Che Guevara, yang dilelang senilai Rp 20 juta. Total, pada malam amal yang digelar pada Rabu (1/8/2018) ini LBH pers berhasil mendapatkan Rp 166 juta donasi yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

Turut hadir dalam Malam Amal LBH Pers ini, Direktur Eksekutif LBH Pers, Nawawi Bahrudin, mantan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Bambang Harymurti, Pemimpin Redaksi Liputan 6 SCTV, M. Teguh, dan Pengajar Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Atmakusumah.(Red**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *