Optimalisasi Lahan Rawa Akan Menjadi Tema Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-38 Di kalimantan Selatan


Portalindo.co.id, Jakarta — Kementerian Pertanian mengoptimalkan inovasi teknologi pertanian untuk lahan rawa sehingga menjadi solusi baru penyediaan pangan. Optimalisasi lahan rawa ini menjadi tema Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-38 di Kalimantan Selatan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pemanfaatan lahan rawa untuk pangan adalah terobosan baru sebagai solusi paceklik pangan yang terjadi pada November, Desember dan Januari. Saat paceklik pangan terjadi di Jawa, tambahan pangan dapat dipenuhi dari lahan rawa.

Untuk itu, sambung Amran, dalam mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045, salah satu potensi besar yang dapat dikembangkan yakni lahan rawa lebak dan pasang surut. Indonesia memiliki lahan rawa 34,1 juta ha yang terdiri dari lahan rawa lebak 25,2 juta ha dan rawa pasang surut 8,9 juta ha yang tersebar Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

“Dari total luas tersebut, potensi untuk pengembangan pertanian seluas 21,82 juta hektar atau 64 persen. Saat ini ketersediaan lahan rawa untuk perluasan area pertanian seluas 7,52 juta hektar. Jika ini kita optimalkan, pangan kita semakin kuat,”kata Amran dalam acara Pekan Pertanian Rawa Nasional II.

Amran menekankan dengan produktivitas padi di lahan rawa rata-rata 4 ton per hektar, maka tambahan produksi padi mencapai 60,16 juta ton gabah kering giling atau setara beras 37,30 juta ton. Untuk percepatan peningkatan produksi padi, Kementan telah mengidentifikasi dan memulai upaya optimalisasi lahan rawa 1 juta hektar di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan.

“Tantangannya kita baru menemukan inovasi baru setelah 1 sampai 2 tahun dicoba. Kita coba di Sumsel dan Kalsel. Dulu kalau musim kering terbakar hanya menghasilkan asap. Kalau musim hujan hanya dijadikan perahu-perahuan dan seterusnya. Tapi hari ini dijadikan lahan produktif,” tuturnya.

Ada pun pengembangan lahan rawa pada pilot percontohan Hari Pangan Seduani di Barito Kuala, Kalimantan Selatan tahun ini mencapai 4 juta ha, yang sudah terealisasi 2,6 juga ha. Pemanfaatan lahan rawa ini dilakukan secara bertahap sehingga produktivitas yang dulunya dua ton per ha, menjadi enam ton per ha.

“Kalau ini terealisasi, Indonesia sebagai lumbung pangan 2045 akan jadi kenyataan. Langkah strategis harus fokus. Selatan dgn selatan. Ini Kalsel dan Sumsel. Kita fokus dua tempat ini karena bisa kita garap kurang ebih 700 sampai 1 juta ha. Semua lahan rawa ini nanti bukan saja untuk 1 komoditas. Tapi untuk holtikultura, tanaman pangan dan peternakan. Kita prioritaskan padi, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai. Komoditas ini harus kita prioritaskan,” sambungnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Abdul Haris Makki mengatakan optimalisasi lahan rawa merupakan salah satu solusi mewujudkan ketahanan pangan, di tengah jumlah penduduk yang kian meningkat dan lahan pertanian yang semakin menyempit. Karenanya, pemanfaatan lahan rawa bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani hingga mengembalikan kejayaan Kalsel sebagai lumbung padi nasional.

“Biasanya satu tahun hanya satu kali tanam, begitu datang kemarau, mudah terjadi kebakaran, asap di mana-mana sampai mengganggu penerbangan. Tapi di HPS kali ini kita bangunkan raksasa tidur, hingga bisa dua sampai tiga kali tanam,” tegasnya.

Perlu diketahui, rangkaian Pekan Pertanian Rawa Nasional II ini meliputi Launching Taman Sains Pertanian (TSP), Bimbingan Teknis pengelolaan lahan rawa, Gelar Inovasi teknologi Pertanian Lahan Rawa di TSP Lahan Rawa Banjarbaru, dan Pameran IPTEK dan Inovasi Pertanian Lahan Rawa. Pada kegiatan ini pun, Mentan Anran menyerahkan penghargaan kepada para Pemuda Tani Inovatif Lahan Rawa dari Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Barat.(Alexander)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *