Musyawarah untuk mencapai mufakat yang di prakarsai oleh Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum dan Kemanusiaan Duta Keadilan Indonesia (YLBHKDKI) terhadap pembentukan Kenazhiran baru atas Tanah Makam / Madrasah Galeong Tangerang ternyata berakhir dengan kekecewaan,Jumat 04/05/18.
Saat ditemui kontributor kami di Kantor Kelurahan Margasari selesai acara, M. RISVAN W. PUTRA, SH yang bertindak selaku fasilitator acara menyampaikan, “ Pada pokoknya, kami telah mengundang pihak-pihak terkait, seperti Ahli Waris Pemilik Tanah Wakaf, Lurah Margasari, Kapolres Tangerang, Kepala KUA Karawaci, Ketua BWI Kota Tangerang,serta seluruh Pihak , namun sebagian undangan seperti Kepala KUA Karawaci, Ketua BWI dan H. Bahrudin serta Pengurus Yayasan Darul Amal tidak hadir dalam undangan tersebut, sehingga musyawarah pembentukan kenazhiran baru yang akan dibentuk tidak dapat terlaksana” ucap Risvan.SH.
Pada kesempatan itu pula, Muhidin, selaku salah satu perwakilan ahli waris Pemilik tanah wakaf, dengan rasa kecewa menyatakan bahwa, “Adanya keterlibatan pihak aparatur pemerintah, terkait yang memang dengan sengaja mengabaikan acara tersebut, sehingga musyawarah agar tercapainya mufakat demi kemaslahatan umat terhadap tanah wakaf tidak tercapai” Ujar Muhidin.
“Hal ini sangatlah disayangkan, karena pada dasarnya acara pembentukan kenazhiran tersebut, merujuk pada saran dari H. Ridwan selaku kepala KUA Karawaci yang mengusulkan untuk diadakannya rapat musyawarah pembentukan kenazihiran baru antara pihak-pihak terkait” ujar Muhidin kembali.
Menurut analisa wartawan kami,Ketidak hadiran sebagian undangan yang merupakan bagian penting dari musyawarah tersebut telah menjadikan keadaan menjadi lebih buruk, dan dipandang merupakan suatu kemangkiran sehingga hal tersebut dapat dikatagorikan tidak adanya itikad baik untuk dalam penyelesaian permasalahan.
Musyawarah dimulai Pkl. 19.00 dan berakhir pada Pkl. 22.30 tanpa adanya hasil.
( kosasih / Leni )
