Tokoh Muda ini Kaget Campur Haru Saat Terima Penghargaan dari PAGI

Umum335 Dilihat


PIRTALINDO.CO.ID, KOTA TANGERANG – Peringatan hari guru nasional (HGN) ke 73 ini segenap masyarakat dan instansi pemerintah ramai menggelar berbagai kegiatan dimulai dengan apel bersama pada senin, 26 November 2018. HGN sendiri jatuh pada minggu, 25 November..

Dalam perjalanan sejarahnya, guru bukan saja memiliki peran yang penting dalam membangun dunia pendidikan, tapi juga mampu membentuk karakter anak bangsa yang akan memimpin masa depan negeri ini.

Tapi, guru terkadang masih belum mendapat tempat di tengah masyarakat. Status dan kesejahteraan guru masih banyak yang memprihatinkan. Padahal beban tugasnya sangat berat.

Melihat realitas inilah, Paguyuban Anak Guru Indonesia (PAGI) Provinsi Banten pada Hari Guru Nasional ke 73 ini memberikan apresiasi dan penghargaan kepada beberapa sosok yang terbukti memiliki kiprah selama ini buat peningkatan kualitas guru dan kemajuan dunia pendidikan.

Salah satu penerima penghargaan tersebut adalah tokoh muda yang selama ini dikenal sebagai dosen dan aktivis sosial, A. Jazuli Abdillah atas dedikasinya membantu peningkatan kualitas guru melalui pelatihan-pelatihan dan menjadi inisiator penggerak budaya literasi di Tangerang Banten.

Ketua Umum Paguyuban Anak Guru Indonesia (PAGI) Provinsi Banten, Dwi Nopriandi Atmawijaya, SH.MH. menyatakan bahwa terpilihnya Jazuli dari unsur masyarakat yang peduli terhadap peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru serta berdedikasi menggerakan masyarakat agar gemar membaca, menulis, berdiskusi, mengkritisi realitas dan mengaji. Atau yang disebut gerakan literasi.

Jazuli, yang juga Staf Ahli Gubernur Banten ini sudah mempelopori berdirinya beberapa Rumah Baca dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kota Tangerang dan sekitarnya. Melalui organisasi ICMI yang dipimpinnya telah banyak mewakafkan buku-buku bacaan dan Mushaf Al-Qur’an ke masyarakat.

Kami sudah lama memantau aktivitas dan kiprah Pak Jazuli Abdillah selama ini. Sejak menjadi aktivis, dedikasinya buat masyarakat sangat besar, ia bekerja tanpa pamrih. Setiap mengajar di kampus dan menjadi instruktur/ narasumber diskusi, seminar, workshop dan lain-lain selalu memberi gagasan yang pencerahan bagi pesertanya dan banyak memberi inspirasi baru. Belum lagi gagasannya dalam membangun budaya literasi selalu didengungkan setiap saat. Faktor inilah yang kami apresiasi sehingga memberikan penghargaan kepada beliau di hari guru ini,” terang Dwi Nopriandi.

Saat dikonfirmasi terkait penghargaan yang diterimanya, Jazuli hanya merasa kaget bercampur haru. Sebagai aktivis ia ingin menularkan kiprah dan idealismenya kepada generasi muda lainnya.
“Ya, awalnya saya kaget dan terharu saja, rupanya peran dan kiprah saya selama ini ada pihak yang memantau dan beri penilaian positif, walaupun penghargaan ini bukanlah tujuan saya. Inikan soal dendam anak zaman, saya merasakan benar kondisi guru saat ini. Terlebih saya lahir dari anak guru, ayah saya guru, kakak dan adiknya guru, jadi ada darah guru yang mengalir di tubuh saya. Setinggi apapun jabatan kita adalah dari jasa guru. Terus terang, kiprah dan dedikasi saya buat guru dan pendidikan tidak lepas dari prinsip dan idealisme yang ditularkan dari sosok Pak Wahidin Halim (Gubernur Banten), beliau maha guru saya yang sangat cerdas dan peduli kepada guru dan dunia pendidikan. Jasa beliau sangat besar, saya banyak belajar dengan pak WH sampai sekarang. Beliaulah motivator kebangkitan guru di Banten dan Indonesia,” ujar Jazuli.

Ida Bastian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *