Jakarta – Portalindo.co.id – Surya Paloh Ketua Umum Partai NasDem angkat bicara soal fenomena unggulnya kotak kosong di pemilihan wali kota dan calon wakil wali kota Makassar. Kondisi itu menjadi pelajaran bagi partai politik (parpol).
“ Itu Sebagai proses pembelajaran pendidikan politik yang bagus. partai politik siapapun itu termasuk untuk NasDem,” kata Surya di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Juni 2018.
Ia berharap kondisi itu bisa jadi pembelajaran pula bagi kandidat maupun.fenomena bisa jadi cermin bagi pasangan calon maupun parpol untuk
“Kalau kita mau menawarkan diri kita menjadi pemimpin sudah pantas atau kurang, Ada kaca besar yang kita bisa lihat wajah, bertanya kepada diri kita, asas kepantasan dan kepatutan.”Jelasnya.
Surya menilai fenomena pasangan calon tunggal yang kalah melawan kotak kosong juga jadi sebuah tamparan.
“Bagaimana kita lawan kotak kosong, kotak kosong yang lebih menang,” ujarnya.
“Tetapi di sini lah hikmahnya proses pembelajar politik yang baik untuk kita,” tutup Surya.
Lembaga survei Celebes Research Center (CRC) merilis hasil penghitungan cepat atau quick count Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar.
Menurut penghitungan hingga pukul 15.56 Wita, Munafri mengumpulkan 46, 65 persen dari total suara sah. Sedangkan kolom kosong meraih 53,35 persen.
CRC mengklaim telah mengumpulkan 45 persen dari total suara di 24 kabupaten/kota se-Sulsel.
Munafri-Rahmatika, Di (Pilwalkot) Makassar, melaju jadi paslon tunggal dengan diusung sepuluh parpol. Pesaingnya yang merupakan pasangan petahana dan mencalonkan lewat jalur perseorangan, Ramdan Pomanto-Indira Mulyasari, didiskualifikasi KPU.
Sesuai aturan, calon tunggal mesti memperoleh 50 persen plus 1 suara sah agar bisa ditetapkan sebagai pemenang pilkada. Bila calon tunggal gagal menang, maka Pilwalkot Makassar bakal digelar kembali pada 2020. (Eko)
