Sangat Memprihatinkan Kondisi Jalan Yang Menghubungkan 2 Kab, Konawe Dan Konawe Utara

Umum710 Dilihat

Portalindo.co.id, Konawe Utara – Kabupaten Konawe telah belasan tahun menjadi daerah lumbung beras bagi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Di sisi lain, kabupaten ini juga dikenal sebagai daerah dengan jalur neraka, jalur darat berbahaya.

Jalur rusak parah memanjang di tiga desa, Besu, Mendikonu, dan Wonua Morini. Ketiganya terletak di Kecamatan Morosi, lokasi berdirinya salah satu smelter nikel terbesar di Sulawesi Tenggara.

Jika musim hujan tiba, jalan yang menghubungkan Kabupaten Konawe dan Konawe Utara itu dijuluki warga sebagai jalur neraka. Lumpur dan lubang terhampr di sepanjang jalan menuju perbatasan dua kabupaten.

Lubang menganga bertebaran bagai bekas letusan granat tangan di sepanjang jalan menjadi tantangan berat bagi pemotor. Belum lagi, lumpur paling rendah setinggi lutut akan dijumpai sehari-hari. Pada 2017 lalu, lubang di jalan pernah sedalam 1 meter.

Saat ini, paling dalam lubang bisa mencapai setengah meter. Jika tak memakai sepatu khusus, sebagian besar pemotor harus rela’bermain tanah’. Tidak jarang, motor harus mati mesin ketika terjebak di dalam lumpur saat musim hujan.

Jalur ini mau tidak mau harus dilewati pengendara dari Kota Kendari jika ingin menuju Konawe Utara atau sebaliknya. Sebuah jalan alternatif sudah dibuat, namun hampir sama rusaknya dengan lokasi ini.

Bagi pengemudi kendaraan roda empat, tantangan bukan saja datang dari alam. Di sisi lain, sopir harus rela merogoh kocek sekitar Rp 100 ribu untuk melewati rute jika hujan deras menerjang.

“Kita bayar warga yang menjadi tukang tarik kendaraan kalau jalanan sudah tidak bersahabat, mobil kita ditarik warga ramai-ramai,”ujar salah satu sopir yang melintas di Kecamatan Morosi, Sofyan Alam, Kamis, 17 Mei 2018.

Sejak sejumlah perusahaan tambang lainnya merambah wilayah itu pada 2016, kondisi jalan makin rusak parah. Sebab, tekstur aspal yang seharusnya hanya mampu dilewati kendaraan standar, juga dilewati alat berat milik perusahaan.

“Yaa hasilnya seperti ini, musim hujan kita penuh lumpur. Musim panas, mandi debu,” ujar Arma, salah satu warga sekitar.

Karena kondisi jalan berlumpur, pasokan sembako dan bahan bakar dari Kota Kendari menuju Konawe utara sempat kesulitan melewati jalan ini. Malah, harga bahan bakar di wilayah itu sempat mencekik banyak warga Kurang mampu.
(Umar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *