Produksi Jagung Surplus 13 Juta Ton,Pemerintah Imfor Jagun,Berikut Faktanya

Umum742 Dilihat

PORTALINDO.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, kembali menegaskan bahwa rapat koordinasi serta keputusan impor jagung untuk pakan peternak mandiri sebanyak 100 ribu ton dilakukan atas permintaan Kementerian Pertanian.

Oleh sebab itu, dia meminta kementerian terkait untuk tidak membelokkan fakta yang ada.

“Begini, yang melakukan impor itu Menteri Perdagangan, tapi rekomendasinya itu dari Menteri Pertanian. Walaupun Kementan bilang produksi jagung surplus 13 juta ton, (faktanya) harganya naik, lalu banyak yang marah, mau demo segala macam. Kemudian Menteri Pertanian bilang, minta diimpor deh. Berapa? 100 ribu ton. (Saya minta) buat surat dong, jangan nanti tiba-tiba nggak mengaku,” kata Darmin di kantornya, Rabu (7/11/2018).

Darmin mengingatkan, baik produksi jagung maupun peternakan ayam, termasuk petelur merupakan kewenangan Menteri Pertanian.

“Mereka yang paling tahu. Kalau mereka usulkan ini perlu impor, kita juga tanya, ‘katanya surplus?’ Akhirnya kita tanya dan jawaban mereka harganya naik. Ini ada surat-surat dari peternak, macam-macam. Oke kalau begitu,” jelas Darmin sambil tersenyum lebar.

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini pun meminta Kementerian Pertanian tidak berupaya menyalahkan sistem distribusi logistik, resi gudang, atau hal-hal lainnya.

“Tidak ada, jangan menyalahkan yang lain. Kalau harga naik itu ada yang kurang, sederhana saja. Surplus itu besar sekali angkanya, 13 juta ton. Tapi buktinya harga naik terus, apa kesimpulannya? Kamu simpulkan sendiri,” jelas Darmin.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Gatot Irianto mengatakan impor dan swasembada adalah dua hal yang berbeda. Dia menyebutkan, produksi jagung nasional tidak merata sepanjang tahun, sementara kebutuhannya merata sepanjang tahun.

“Jawa yang kebutuhannya tinggi suplainya tidak begitu banyak, sementara di luar Jawa pabrik pakan ternak sedikit sehingga suplai lebih banyak. Di Jawa sendiri produksinya up and down, tapi kebutuhannya stabil sepanjang tahun,” jelas Gatot.

Gatot pun menyarankan agar peternak mandiri juga mulai menyimpan stok jagung setidaknya untuk satu bulan.
(Guntur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *