Misbakhun : AHY Belajar Dulu Pada Adiknya Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas)

Umum767 Dilihat

Portalindo.co.id – Jakarta – Kritikan yang dilontarkan oleh Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), membuat politikus Partai Golkar Mokhamad Misbakhun menyerang balik ke kepada AHY.
“Pidato yang manipulatif mengkritik banyak kebijakan Presiden Jokowi dengan mengatasnamakan rakyat
Sungguh sangat aneh cara Mas AHY. Pidato diruangan sangat mewahsehingga resonansinya tidak sampai ke telinga rakyat miskin di pinggir kota dan pelosok pinggir wilayah Indonesia yang jauh,” katanya melalui pesan singkat, Minggu (17/6/2018).
AHY belum punya pengalaman dalam percaturan politik nasional tingkat tinggi, juga belum pantas secara head to head mengkritik Presiden Jokowi secara langsung. Menurutnya, Misbakhun

“Pemain baru di panggung politik nasional AHY belum punya nomor punggung. Bukan pemain inti, bukan pula pemain cadangan.  AHY sebagai pemain baru di gelanggang politik nasional belum berbuat sesuatu yang secara konkret dirasakan manfaatnya untuk rakyat dan negara. Bahkan, kontribusi AHY bagi Demokrat belum terlihat.”Tegas Misbakhun
“Yang sudah konkret baru rekam jejaknya ketika menjalankan tugas sebagai prajurit TNI. Selebihnya di panggung politik AHY bukan siapa-siapa, miskin prestasi dan masih harus memberikan pembuktian pada partainya,” ucapnya.
Tingkat penerimaan publik terhadap AHY. Pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017 saja, AHY berada di urutan buncit sehingga langsung tersingkir di putaran pertama.
Namun, AHY ujug-ujug ingin melompat ke panggung politik elite nasional dengan menawarkan diri sebagai tokoh. Menurut Misbakhun, prestasi AHY secara politik pun masih perlu dipertanyakan.
“Saya sarankan agar mas AHY sebaiknya belajar dulu kepada adik kandungnya, Edhi Baskoro Yudhoyono atau Mas Ibas. Bagaimanapun Mas Ibas sudah terbukti dua kali terpilih sebagai anggota DPR dan kini menjadi ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR,” tutupnya.
Sebelumnya, AHY pada 9 Juni lalu menyampaikan pidato politik bertitel Mendengarkan Suara Rakyat di JCC Senayan, Jakarta. Dalam pidato berdurasi sekitar 40 menit itu, AHY mengkritik lima hal di era pemerintahan Presiden Jokowi, yakni rendahnya daya beli masyarakat, kenaikan tarif dasar listrik, berkurangnya lapangan kerja, maraknya tenaga kerja asing, serta revolusi mental.(Krjb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *