Kerusuhan Wamena Bukan Konflik Etnis, Jangan Terprovokasi

Umum1010 Dilihat

Portalindo.co.id, Wamena, Papua. Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan konflik di Wamena, Papua, bukan konflik etnis.

“Jangan ada yang menggeser-geser ini jadi kayak sebuah konflik etnis. Bukan! Ini adalah kelompok kriminal bersenjata yang dari atas gunung turun ke bawah dan melakukan pembakaran-pembakaran rumah warga,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 30 September 2019.

Jokowi mengatakan aparat keamanan saat ini sudah bekerja keras melindungi semua warga. Selain itu, Jokowi juga mengapresiasi langkah Kepala Suku Lembah Baliem di Wamena yang mengimbau seluruh warganya untuk tidak mengungsi ke luar Wamena.

“Ini saya kira sebuah imbauan baik. Dan juga polisi telah menangkap beberapa tersangka yang melakukan pembunuhan dan pembakaran di Wamena,” ujarnya.

Kepada seluruh masyarakat di Wamena, Jokowi mengimbau untuk tetap tenang, menahan diri, dan menghindar dari semua provokasi dan fitnah-fitnah yang bertebaran dan berkembang di media sosial.

Jokowi juga menyampaikan ucapan duka cita kepada 33 orang yang meninggal dan menjadi korban kerusuhan di Wamena. “Saya ingin ucapkan duka mendalam, belasungkawa mendalam atas meninggalkan korban yang ada di Wamena,” ujarnya.

Kerusuhan di Wamena terjadi pada 23 September 2019. Kerusuhan dipicu kabar bohong yang beredar di masyarakat tentang guru yang mengeluarkan kata rasis kepada muridnya, sehingga memicu kemarahan sejumlah warga.

Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Nasrul Abit mengatakan kerusuhan di Wamena bukanlah konflik etnis. “Ini bukan konflik etnis. Hindari provokasi, jangan terprovokasi. Jangan sebar informasi yang menimbulkan konflik,” ujar politisi Gerindra itu.

Menurut Nasrul, sebagian masyarakat Minang yang berada di Wamena meminta untuk difasilitasi pulang ke kampung halamannya sementara waktu. Sebagian lainnya meminta untuk menenangkan diri ke Jayapura. Namun, ada juga yang ingin tetap bertahan di Wamena.

“Mereka yang ingin bertahan itu sudah menganggap Wamena kampung sendiri. Ada juga yang lahir dan besar di Wamena. Nah, mereka yang ingin tetap di Wamena ini minta kita (Pemprov) dan Pemda setempat untuk mengupayakan keamanan dan kedamaian di sana dan itu kita lakukan,” kata Nasrul.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *