Demokrat belum memutuskan ke mana akan menjatuhkan pilihan koalisi di Pemilihan Presiden 2019

Umum284 Dilihat
Portalindo.co.id – Lobi-lobi politik pun digulirkan Gerindra. Manuver politik Partai Gerindra makin gencar jelang 2019. Setelah Ketua Umumnya Prabowo Subianto didaulat menjadi calon wakil Presiden, Gerindra masih butuh dukungan partai lain untuk maju. 
Hingga kini, Demokrat memang belum memutuskan ke mana akan menjatuhkan pilihan koalisi di Pemilihan Presiden 2019. Yang paling anyar adalah pendekatan Gerindra ke Demokrat.
Pertemuan Pendekatan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno dengan Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pertemuan keduanya belum mencapai kesepakatan apa pun. Bila tak ada aral, komunikasi lanjutan akan melibatkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sandi tidak memberikan jawaban pasti soal waktunya pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Prabowo. Ia cuma memberikan ancar-ancar. “Bulan suci Ramadan waktu yang bagus untuk bersilaturahmi,” jawabnya singkat.
Sebelum pertemuan itu, optimisme sudah mengapung –setidaknya dari kubu Gerindra. Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade menjelaskan, pertama-tama Gerindra dan Demokrat akan berdiskusi untuk menyamakan frekuensi dan persepsi.
Bila komunikasinya lancar, Andre meyakini koalisi sudah di depan mata. Ia memberikan permisalan hubungan Gerindra – Demokrat.
“Yang jelas kalo bicara sinyal, sinyal kami dari 3G sekarang dengan Demokrat sudah berubah jadi 4G,” ucapnya.
Menurut dia, kedua partai saling membuka diri. Selama ini relasinya pun terbilang harmonis. Andre mengatakan, Gerindra saat ini fokus pada kerangka kerja sama.
“Setelah itu baru bicarakan cawapres dan dirapatkan oleh Pak Prabowo dan pimpinan partai koalisi,” terangnya.
Gerindra pun sudah menawarkan iming-iming bagi Demokrat bila mau bergabung dalam koalisi. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan akan meyakinkan Demokrat bahwa poros Prabowo akan berjuang untuk menang di pemilu serentak 2019.
“Ya saya kira kita sangat cair ya enggak ada masalah. Tinggal mendudukkan kan dalam kekuasaan ujungnya bagaimana kita bisa menang,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Cara kedua, kata Fadli, adalah dengan berbagi kekuasaan dengan Demokrat. Menurutnya, Indonesia terlalu besar dan luas untuk dikelola oleh satu-dua partai saja.
“Bagaimana kita melakukan power sharing karena tidak mungkin hanya satu dua partai saja yang dominan,” tutur Fadli.
Politikus Gerindra ini mengungkapkan, sejauh ini penjajakan dengan partai-partai yang belum menentukan sikap di Pemilu 2019 terus dilakukan secara intensif, termasuk Partai Demokrat. Dia yakin Demokrat bakal segera bergabung. 
Yang jelas, tak hanya kubu Prabowo yang melakukan pendekatan ke Demokrat. Golkar yang berada di kubu pendukung Jokowi memberi sinyal penjajakan.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menilai masih ada kesempatan Demokrat bergabung dengan koalisi Jokowi.
Bahkan, dia merasa yakin koalisi itu akan terbangun usai berbincang dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meskipun, dirinya tak memaparkan kapan pertemuan itu terjadi.
“Saya sudah berbicara dengan SBY, dan insyallah kesempatan itu ada,” ucap Airlangga di kantor DPD Golkar DKI, Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Saat ditegaskan, apakah Demokrat bergabung ke koalisi Jokowi? Dia hanya menuturkan.
“Ya nanti kita lihat,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian itu.
Poros pendukung Jokowi, termasuk Golkar, tidak menyiapkan cara khusus untuk meyakinkan Demokrat bergabung.
Airlangga mengatakan, yang terpenting adalah kesediaan Demokrat sendiri untuk merapat ke poros pendukung Jokowi.
“Kalau partai politik bukan bujuk membujuk yang penting mau sama mau,” ujar Ketua Umum Partai Golkar ini.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *