Bripka Riyanto Yang Viral Di Medsos Tampar Wanita,Ini alasanya

Umum517 Dilihat

PORTALINDO.CO.ID
Blora – Sosok Bripka Riyanto ramai diperbincangkan di media sosial setelah videonya menampar perempuan menjadi viral. Riyanto mengaku menampar karena malu atas tindakan keponakannya itu.

“Saya kan ikut ngepam di situ, tahu keponakan Sulastri itu kan naik (panggung) pakai baju tidur nggak sopan, saya kan malu, saya kasih turun nggak mau, marah-marah, saya turunkan terus saya pukul. Atas kejadian ini saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya minta maaf,” kata Riyanto kepada wartawan di Mapolres Blora, Rabu (2/5/18).

Riyanto menjelaskan saat itu sedang bertugas pengamanan pentas organ tunggal di desanya sendiri. Saat itu pula ia melihat keponakannya dalam kondisi mabuk langsung naik ke atas panggung dengan hanya mengenakan baju tidur.

“Posisi mabuk, itu dia pura-pura pingsan (setelah dipukul), cuma sekali saya nampar. Yang nangis itu memang anaknya, terus pulang saya gendong, saya antar ke orang tuanya Sulastri. Orang tuanya juga sering diancam akan dibunuh itu (Sulastri), ya sangat meresahkan,” katanya.

Hal yang sama disampaikan Kapolres Blora, AKBP Saptono.

“Jadi perlu saya jelaskan, bahwa asal kejadian tersebut adalah permasalahan keluarga. Di mana korban atas nama saudari Sulastri adalah keponakan dari anggota kita Bripka Riyanto, anggota Polsek Bogorejo. Dalam hal ini kita juga menghadirkan ibu dari saudari Sulastri dan kakak-kakaknya dari saudari Sulastri,” terang Saptono.

Dia menjelaskan, saat itu, korban dalam kondisi tidak sadarkan diri akibat pengaruh miras. Korban tiba-tiba naik ke atas panggung dengan hanya mengenakan baju tidur dan berjoget. Sedangkan Bripka Riyanto yang saat itu bertugas pengamanan gelaran organ tunggal itu merasa malu atas tingkah polah keponakannya.

“Dalam hal ini karena saudara Bripka Riyanto sedang melaksanakan tugas, pada saat itu pengamanan organ tunggal di desanya. Melihat keponakannya naik panggung dan berjoget, dia malu. Dia sebagai anggota Polri, tapi keponakannya joget-joget dan mabuk di situ, mungkin karena dia lepas kendali akhirnya dia mendekati dan itulah karena dia beban moril, dia langsung menampar,” jelas Saptono.

Ia pun mengakui, tindakan kekerasan tersebut sejatinya memang tidak boleh dilakukan oleh anggota Polri saat bertugas. Terhadap siapapun itu, baik dengan anggota kleuarga sendiri ataupun dengan masyarakat.

“Dalam hal ini memang sebenarnya kita tidak boleh, karena anggota Polri, dalam pelaksanaan tugas tidak boleh seperti itu. Kalau sanksi tetap ada sanksi disiplin. Informasi keterangan dari orang tuanya memang gangguan jiwa,” papar Kapolres.(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *