Bersama Menantu Jokowi,Ma’ruf Amin Hadiri Acara Maulid Di Kota Medan


PORTALINDO.CO.ID, MEDAN – Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin, menyambangi kota medan saat turut merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Gedung MICC Medan.
Pada acara itu Ma’rum Amin menggandengan menantu Jokowi yakni Bobby Nasution saat mengisi ceramah.

Tampak hadir juga Ustaz kondang, Yusuf Mansur, Mantan Gubsu, Erry Nuradi dan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin.Dalam lawatannya Ma’ruf Amin mengajak seluruh komponen bangsa untuk meneladani Nabi Muhammad SAW.Menurut Ma’ruf, figur Nabi Muhammad SAWmerupakan figur yang tidak ada duanya.

“Nabi Muhammad SAW berhasil membawa dari alam kebodohan menjadi alam terang benderang, dengan waktu yang relatif singkat, 27 tahun,” ujarnya, Selasa (20/11/2018).

Pernyataan tersebut disampaikan Ma’ruf saat memberikan sambutan pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Gedung MICC,Medan.
Menurut Ma’ruf Nabi Muhammad SAW dapat memberikan perubahan yang cepat dan menyeluruh dengan waktu relatif singkat.Nabi Muhammad SAW, kata Ma’ruf mengajarkan toleransi dalam Islam.

“Bagiku agamaku, bagimu agamamu, inilah bukti nyata toleransi dalam Islam. Kalau masalah agama kita bisa toleran, juga bila kita berbeda mazhab,” katanya.Menurut Ma’ruf, bila berbeda pilihan politik, di dalam Islam juga dianjurkan bertoleransi.

“Ya berbicara partai, bagiku partaiku, bagimu adalah partaimu. Capresku berarti capresku, dan capresmu itu capresmu,” ujarnya berseloroh. Ma’ruf juga mengimbau, mengajak untuk melakukan perubahan seperti Rasulullah dengan cara santun dan tidak sadar.

“Sekarang ada sebagian ulama yang hobinua memaki-maki, naudzubillah. Mari kita mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul,” imbuhnya.Dengan kesantunan yang tiada tara dari sosok Nabi Muhammad SAW, lanjut Ma’ruf, Islam dapat diterima semua kalangan pada masa penyebarannya.

“Intinya jangan saling membenci, kita harus saling mengerti dan rukun. Jangan tiru Suriah, Afghanistan dan lainnya,” katanya.Ma’ruf memberikan contoh sepasang suami istri yang telah hidup 50 tahun tanpa bertengkar.

Suatu saat sang istri, ingin merasakan bagaimana rasanya berselisih dengan sang suami.”Si istri membuatkan baju untuk suaminya di mana lengan baju itu kecil di sebelah kanan dan besar di sisi yang lain. Ia mengharap suami dapat memarahinya karena hal tersebut,” tuturnya.

Namun tak disangka, sang suami bukannya memarahi sang istri, tetapi berterima kasih.
Sang suami berterima kasih atas pengertian sang istri, karena sebagai penulis, ia dimudahkan oleh lengan baju yang kecil. Untuk sisi yang besar, sang suami menggunakannya menjadi kipas tatkala udara panas.

“Intinya maksud dari cerita ini, bila sudha hidup rukun, saling pengertian, apabila dibuat konflik tidak akan berhasil,” pungkasnya.
Sontak pernyataan tersebut disambut tepuk tangan yang riuh dari para hadirin.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *