Ancam Istri Dengan Parang, Warga Distrik Web Diamankan Satgas Yonif R 509

JAKARTA – Dikarenakan membahayakan keselamatan istrinya, Lambert Mou (47) berhasil diamankan Satgas Pamtas Yonif Raidet 509/Kostrad yang berada di Pos Ubrub, Distrik Web, Kabupaten Merauke.

Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas Yonif Raider 509/Kostrad, Letkol Inf Wira Muharromah, S.H.,Psc.,dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Keerom, Papua, Sabtu (7/9/2019).

Diungkapkan Dansatgas, tersulut oleh teguran suaminya yang kasar dengan Agustina (46, menderita gangguan kejiwaan) memukul Lambert dengan sepotong kayu.

“Jumat kemarin (6/9/2019), istrinya (Agustina) awalnya berusaha menyambung pipa air dengan selang untuk keperluan rumah tangga. Namun air tidak bisa sampai ke rumah dan tumpah meluber membuat basah halaman rumah,” ujarnya.

Melihat kejadian tersebut lanjut Dansatgas, sang suami (Lambert Mou) menegur dengan kata-kata kasar kepada sang istri.

“Tak terima dengan teguran kasar tersebut, emosi Agustina tersulut, dan mengambil kayu, lalu memukul suaminya,” ucapnya.

“Tak berselang lama, Lambert pun mengambil benda yang ada di sekitarnya untuk membalas. Naas, dirinya mendapat parang dan disabet ke arah Agustina, sehingga melukai tangan kanannya,” jelasnya.

“Mendapat laporan warga, personel Pos Ubrub dipimpin Lettu (Inf) Katrup segera mendatangi rumahnya untuk dilerai dan didamaikan permasalahannya,” sambung Wira Muharromah.

Di tempat terpisah, Danpos Ubrub, Lettu Inf Katrup mengatakan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, parang dalam genggaman Lambert diamankan.

“Bahkan Ketron (27) menantu dari Lambet ikut berusaha menengahi dan menenangkan situasi. Setelah situasi tenang, kedua orang tersebut diantar ke Pos Ubrub untuk berobat bersama-sama dengan anak dan keluaga yang lain.
 
“Anggota Kesehatan Pos Ubrub, Serda Enggar dan Pratu Edi Suntoro langsung membantu mengobati luka yang diderita oleh kedua orang tersebut,” tambahnya.

Di Pos Ubrub, Katrup berusaha memberikan pengertian dan pemahaman kepada keluarga tersebut agar dalam menyikapi setiap permasalahan jangan menggunakan kekerasan, dan harus saling pengertian serta saling membatu.
 
“Setelah kami tanyakan kepada pihak keluarga menjelaskan bahwa Agustina memiliki gangguan kejiwaan, sedangkan Lambert terganggu pendengaranya, sehingga dalam komunikasi sering tidak nyambung dan harus dibantu agar bisa saling mengerti,” ucapnya.

Menyikapi kejadian ini, tuturnya, Satgas pun berkoordinasi dengan Aparat Desa ikut membantu penyelesaian masalah tersebut.

“Kita juga mengarahkan kepada pihak keluarga agar selalu mengawasi dan membantu dalam berkomunkasi, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman seperti ini,” pungkasnya. (Dispenad)

Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *