Oknum Perwira Tembak Adik Ipar hingga Tewas


MEDAN – Pembunuhan sadis terjadi di kawasan Jalan Tirtosari, Gang Keluarga Nomor 14, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, Rabu (4/4/2018) malam.

Korban diketahui bernama Jumingan alias Iwan (33) tewas seketika dengan kondisi berlumuran darah setelah diterjang dua butir peluru yang bersarang di kepala dan perutnya. Pelakunya diduga Fahrizal (41) seorang perwira menengah (Pamen) Polri yang tak lain adalah kakak ipar korban.


Berdasarkan informasi di lapangan, pria berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) itu baru tiba di Medan. Fahrizal yang saat ini menjabat sebagai Wakapolres Bima di Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) usai menyelesaikan pendidikan Sespim Polri. 


Di Medan, pelaku langsung mendatangi kediaman ibunya yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kedatangan jebolan Akpol 2003 itu pun turut disambut korban bersama istrinya Henny Wulandari (saksi/adik kandung pelaku) yang turut bermukim di rumah itu.


Namun, pelaku, ibunya dan korban terlibat pembicaraan di ruang tamu. Pelaku bahkan sempat memijit tubuh wanita yang telah melahirkannya itu. Selang beberapa saat, istri korban pun beranjak ke dapur untuk membuat minum pelaku. 

Belum diketahui pasti penyebabnya, saat itulah pelaku tiba-tiba mencabut senjata apinya dan menodongkannya ke ibu kandungnya sendiri yang baru saja sembuh setelah beberapa lama didera penyakit.


Melihat gelagat itu, korban pun sempat melarang pelaku. “Jangan bang,” ucap korban. Sialnya, seolah tak terima dengan larangan itu, pelaku justru balik mengerahkan senjata apinya kepada korban. 


Sesaat kemudian, letusan terdengar hingga membuat korban roboh bersimbah darah setelah kepala dan bagian perutnya tertembus timah panas. Korban tewas seketika dan telah dibawa ke RS Bhayangkara, Medan.


Usai mendengar dua kali letusan senjata api, istri korban langsung bersembunyi di kamar. Pelaku juga berusaha meminta sang adik keluar kamar sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar yang terkunci. 


Setelah kejadian, petugas kepolisian langsung turun mengecek TKP. Bahkan Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto juga turun ke TKP. Setibanya di TKP, Dadang memeriksa ke dalam rumah. 


Namun Kapolrestabes enggan berkomentar kepada wartawan terkait kasus tersebut. “Konfirmasi ke Polda Sumut saja ya. Karena mereka yang tangani kasusnya,” ujarnya singkat sambil berlalu meninggalkan TKP.


Hingga kini, petugas Polrestabes Medan masih terus melakukan penyelidikan. Pelaku dan sejumlah saksi juga sudah diamankan untuk kepentingan penyelidikan.


Namun, pelaku, ibunya dan korban terlibat pembicaraan di ruang tamu. Pelaku bahkan sempat memijit tubuh wanita yang telah melahirkannya itu. Selang beberapa saat, istri korban pun beranjak ke dapur untuk membuat minum pelaku. 

Belum diketahui pasti penyebabnya, saat itulah pelaku tiba-tiba mencabut senjata apinya dan menodongkannya ke ibu kandungnya sendiri yang baru saja sembuh setelah beberapa lama didera penyakit.


Melihat gelagat itu, korban pun sempat melarang pelaku. “Jangan bang,” ucap korban. Sialnya, seolah tak terima dengan larangan itu, pelaku justru balik mengerahkan senjata apinya kepada korban. 


Sesaat kemudian, letusan terdengar hingga membuat korban roboh bersimbah darah setelah kepala dan bagian perutnya tertembus timah panas. Korban tewas seketika dan telah dibawa ke RS Bhayangkara, Medan.


Usai mendengar dua kali letusan senjata api, istri korban langsung bersembunyi di kamar. Pelaku juga berusaha meminta sang adik keluar kamar sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar yang terkunci. 


Setelah kejadian, petugas kepolisian langsung turun mengecek TKP. Bahkan Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto juga turun ke TKP. Setibanya di TKP, Dadang memeriksa ke dalam rumah. 


Namun Kapolrestabes enggan berkomentar kepada wartawan terkait kasus tersebut. “Konfirmasi ke Polda Sumut saja ya. Karena mereka yang tangani kasusnya,” ujarnya singkat sambil berlalu meninggalkan TKP.


Hingga kini, petugas Polrestabes Medan masih terus melakukan penyelidikan. Pelaku dan sejumlah saksi juga sudah diamankan untuk kepentingan penyelidikan. (Redaksi)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *