Kunjungan Ke Asmas, Presiden Gunakan Sepeda Motor


Nasional – Sehari blusukan di Kabupaten Asmat sepanjang Kamis kemarin, yang saya temukan adalah wajah anak-anak Indonesia yang kini penuh harapan setelah mengalami kejadian luar biasa campak dan gizi buruk. Saya tiba di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat dengan helikopter dari Mimika, dan segera berganti kendaraan dengan sepeda motor listrik — jenis sepeda motor yang banyak digunakan di Agats.

Dengan memboncengkan Ibu Negara, saya menyusuri jalan sejauh hampir tiga kilometer menemui anak-anak dan ibu-ibu di Aula Wiyata Mandala, di kompleks kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat. Di Asmat ini setidaknya ada 320 anak yang setiap hari diberi makanan tambahan berupa kacang hijau, sayur dan makanan bergizi lainnya.  Dari aula, saya menuju proyek infrastruktur jembatan gantung di Kampung Kayeh.

Kampung-kampung di Asmat dipisahkan oleh sungai-sungai. Karena itu, jembatan gantung Kampung Kayeh ini dibangun, lalu disusul empat lainnya di kampung Syuru Baru, Yerfum, Hainam, dan Sawaerma.

Usai meninjau Kampung Kayeh, kami menyeberangi sungai dengan perahu bermotor ke lokasi pembangunan 114 unit rumah khusus di Kampung Amanamkai, Distrik Atjs dan Kampung Syuru, Distrik Agats.  Tahun ini, juga dibangun sebanyak 100 unit rumah khusus di kampung-kampung Priend, Ass, Atat dan Warkai.

Agats dan umumnya kampung-kampung di Asmat berada di tanah rawa, dan karena itu jalan-jalannya berupa panggung kayu yang kini sudah melapuk. Pemerintah menggantikannya dengan jalan beton pracetak sepanjang sekitar 12 kilometer dengan lebar rata-rata empat meter.

Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Asmat sudah berjalan, dari infrastruktur air bersih, sanitasi, jembatan, perbaikan jalan kampung, bedah rumah, dan permukiman baru. Pemerintah juga tengah membangun jalan Trans Papua untuk membuka daerah-daerah yang terisolasi, termasuk Kabupaten Asmat ini.

Seusai mengunjungi berbagai tempat di Agats, menemui anak-anak, ibu-ibu, dan warga Asmat, saya kembali memacu sepeda motor listrik sejauh tiga kilometer ke lokasi helikopter. Di perjalanan, hujan turun dengan lebat-lebatnya, saya dan Ibu Negara di boncengan basah kuyup. Tapi perasaan saya hangat oleh keramahan warga Agats, juga mengingat jalan dan masa depan anak-anak Asmat yang kini terbentang luas dan cerah. (Umar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *