Tokoh Pemuda Jakbar Tak Yakin Ada Keluarga Meninggal Karena Kelaparan

PORTALINDO.CO.ID, Tokoh Pemuda Jakarta Barat Umar Abdul Aziz angkat suara terkait tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Karena, kasus satu keluarga meninggal diduga karena tidak kemasukkan makanan dalam waktu lama menyita perhatian publik.

Masyarakat lalu menuding Pemkot Jakarta Barat lalai terkait kematian sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat yang awalnya diduga karena kelaparan.

“Saya tidak yakin di DKI Jakarta ini meninggal karena kelaparan. Kalau di liat dari segi rumah yang tinggal di kawasan komplek tidak mungkin dia tidak makan,” kata Umar yang juga jabat sebagai Wakil DPD KAI Jakarta Barat.

Umar mengatakan, bahwa mereka meninggal diduga akibat mendapatkan beban yang sangat tinggi, sehingga menutup diri dari lingkungan masyarakat.

“Bahkan dari media yang saya baca, mereka memiliki mobil dan rumah yang diduga bernilai Rp 3,8 miliar. Tidak patut, bahwasannya dugaan meninggal karena kelaparan,” kata Umar.

Menurutnya, kasus ini harus diusut tuntas. Agar persepsi soal warga meninggal karena kelaparaan bisa dibuktikan.

“Jadi tidak serta merta kita mencari kambing hitam dari musibah yang menimpa keluarga di Kalideres tersebut. Dalam hal ini masyarakat tidak boleh menyalahkan Pemkot, karena kita harus menilai secara objektif dari fakta yang ada,” imbuhnya.

Sebelumnya, peristiwa meninggalnya satu keluarga di perumahan mewah Citra Garden, RW 15 Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Kota Jakarta Barat menggemparkan warga sekitar.

Mereka adalah Rudianto, 71, Margaret, 58, Dian, 40, dan Budianto, 69. Jenazah satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, anak perempuan dan paman tersebut sudah dilakukan otopsi oleh Tim dokter forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Jakarta.

Hal serupa disampaikan oleh Handoyo, kerabat korban. Ia menerangkan, kondisi perekenomian keempat korban tidak tergolong sulit.

“Keluarga saya itu tidak terlalu sulit, jadi bukan kelaparan. Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapapun, kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga,” ujar Handoyo selaku ipar dari istrinya korban ibu RM.

Sementara, Ibu Ris Astuti selaku adik dari korban RM mengaku dirinya terakhir komunikasi sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu tidak terlihat adanya kejanggalan. “Saya selaku adik korban saja jarang komunikasi, apalagi sama orang lain, korban terlalu tertutup,” ucapnya.

Ia berhubungan paling hanya sekedar memberikan ucapan ulang tahun saja. Ia dengan adiknya (korban) RM ini tidak ada masalah. “Kami sering guyon lah ibarat layaknya seperti kakak dan adik,” katanya.

Kapolsek Kalideres Polres Metro Jakarta Barat, AKP Syafri Wasdar menerangkan, perlu kami sampaikan tidak ada sisa atau bekas makanan itu keterangan sementara tapi belum tentu menjadi penyebab kematian. Menurut dokter bahwa jenazah yang dilakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang tidak ada masuk makanan dua hari atau lebih sebelum meninggal.

Keterangan keluarganya mengatakan dia tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga inti karena dia yang perempuan itu tujuh bersaudara. “Kemudian kemarin disampaikan bahwa tidak ditemukan sisa atau bekas makanan di lambung, itu keterangan sementara,” ucapnya.

Menurut dokter, bahwa jenazah yang melakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang tidak ada masuk makanan dua hari atau lebih sebelum meninggal. “Tidak ditemukan ada makanan bukan berarti kelaparan, bisa saja orang tersebut tidak mau makan atau tidak berusaha mencari makanan, tapi keluarga itu memang tertutup dan tidak bersosialisasi,” tutupnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *