Program MBG Tingkatkan Kualitas SDM Indonesia Sejak Usia Dini

Portalindo.co.id, Jakarta – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah sejak 6 Januari 2025 terus menunjukkan kontribusi nyata sebagai salah satu terobosan strategis dalam membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sejak usia dini. Program ini tidak hanya menghadirkan solusi terhadap kesenjangan akses pangan, tetapi juga mempertegas komitmen pemerintah dalam mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Guru Besar Departemen Gizi sekaligus Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan FKM UI, Prof. Sandra Fikawati, menilai MBG merupakan kebijakan visioner yang mampu memperkuat pondasi perkembangan anak secara komprehensif. “MBG ini peluang besar. Dengan program ini daya saing kita bisa lebih baik, karena SDM kita sejak kecil sudah dipupuk,” ujarnya, Jumat, 28 November 2025. Ia menekankan bahwa selama bertahun-tahun Indonesia kehilangan momentum daya saing akibat minimnya perhatian pada pemenuhan gizi anak.

Prof. Fika menambahkan bahwa MBG sangat berdampak bagi peningkatan daya belajar, perkembangan kognitif, serta kehadiran sekolah, terutama di wilayah 3T. Menurutnya, program ini bukan hanya bantuan pangan, melainkan investasi jangka panjang untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. “MBG harus jadi program berkelanjutan. Jika berhenti, kita sendiri yang rugi,” tegasnya.

Simulasi pemberian makanan bergizi di enam daerah menunjukkan penurunan gizi buruk dari 2,0 persen menjadi 0,5 persen dalam 15 minggu. Anak-anak mengalami peningkatan berat badan rata-rata 2 kg, tinggi badan 2,9 cm, serta kenaikan angka kecukupan gizi dari 69,9 persen menjadi 93,4 persen.

Presiden Prabowo Subianto menyebut MBG sebagai langkah nyata pemerintah memastikan setiap anak Indonesia tumbuh sehat, kuat, dan berdaya saing tinggi. Ia menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk keberpihakan negara kepada anak bangsa dan investasi jangka panjang dalam pembangunan kualitas SDM nasional. “Program ini lahir dari keprihatinan saya melihat langsung anak-anak yang mengalami kekurangan gizi dan stunting,” ujarnya.

Pemerintah hingga Oktober 2025 telah membangun 11.900 dapur MBG untuk melayani lebih dari 35 juta anak dan ibu hamil. Selain meningkatkan kualitas gizi, program ini turut menggerakkan ekonomi desa melalui keterlibatan petani kecil, nelayan, UMKM, dan koperasi sebagai pemasok utama.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa MBG adalah intervensi penting agar Indonesia tidak kehilangan bonus demografi. “Kalau kita tidak intervensi sekarang, bonus demografi bisa berubah menjadi bencana demografi,” ucapnya.

Dengan berbagai capaian tersebut, Program MBG semakin dipandang sebagai motor penggerak peningkatan kualitas SDM sejak dini dan pijakan kuat menuju generasi Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan kompetitif.

Ida Bastian