Pemilih Cerdas Hasilkan Pemimpin Berkualitas


Opini – Tak terasa Pilkada 2018 akan datang, sebuah pesta demokrasi pemilihan kepala daerah di Indonesia akan dimulai. Baik tua maupun muda semuanya masyarakat Indonesia menanti dengan tidak sabar dan berharap untuk bisa mendapatkan pemimpin daerahnya masing-masing. Harapan-harapan baru ini tentunya akan segera terwujudkan dan janji-janji yang diucapkan selama pilkada diharapkan menjadi harapan  baru bagi setiap masyarakat. Namun apakah Pilkada merupakan ajang untuk sekedar memilih saja? 
Pilkada menjadi momentum untuk bisa menentukan masa depan yang lebih baik lagi, baik untuk masyarakat dan daerah. Masa depan daerah yang baik tentu saja ditentukan dari seberapa baiknya masyarakat dalam memanfaatkan momen pilkada secerdas mungkin sehingga mendapatkan pemimpin yang memang benar-benar berkualitas. 
Pilkada merupakan sebuah implentasi, perwujudan serta kedaulatan rakyat. Asumsi demokrasi berada di tangan rakyat, karena rakyat sendirilah yang menentukan siapa yang nantinya memegang kepemerintahan selama 5 tahun mendatang. Sehingga dapat disimpulkan jika Pilkada merupakan sarana pemberian mandat serta amanah dari rakyat kepada pemimpin yang terpilih. 
Indonesia sendiri sudah memilih metode sistem demokrasi langsung ini untuk memilih pemimpin-pemimpin untuk daerah-daerah di Indonesia. Mekanisme dari sistem demokrasi ini menjadikan pemilih memegang kedaulatan penting untuk menjalankan serta mengawal pemerintahan. 
Jika dilihat dari sisi ilmu politik, perilaku dari pemilih atau voting behavior menjadi salah satu kajian dari ahli-ahli politik. Ada beberapa kategori pemilih yang ada di Indonesia, pertama ada pemilih yang memilih pemimpin atas dasar kesamaan suku, agama, golongan, maupun status sosial. Yang kedua terdapat pemilih yang memilih atas dasar kesamaan visi misi, pandangan, ideologi, dan afiliasi partai politik.  Dan yang ketiga, terdapat jenis pemilih yang selalu mengedepankan rasionalitas ketika memilih pemimpin. Memilih pemimpin dengan penilaian yang dilakukan secara objektif dan komprehensif serta tidak dipengaruhi faktor-faktor luar lainnya. 
Tentu saja saat ini sudah banyak nama-nama calon kepala daerah yang mulai marak dengan segala kampanye yang dilakukan demi mendapatkan simpati masyarakat serta dukungan penuh dalam pilkada. Mulai dari kampanya dalam bentuk orasi, baliho, spanduk, flyer dan masih banyak lainnya. 
Untuk itu lah sebagai masyarakat, benar-benar harus memanfaatkan sebaik mungkin pesta demokrasi yang dilaksanakan 5 tahun sekali ini. Jangan sampai hak pilih yang dimiliki disalahgunakan untuk kepentingan lainnya, misalnya saja demi uang. Apalagi sudah menjadi kebiasaan sebagian besar calon-calon kepala daerah yang menggunakan cara ini agar bisa mendapatkan suara. 
Kualitas dari pemimpin sebuah derah nantinya akan sangat menentukan bagaimana masa depan daerah serta masyarakat di dalamnya. Apalah arti uang yang didapatkan jika kemudian tidak memberikan dampak yang baik bagi daerah dan masyarakat di dalamnya. Untuk itu masyarakat diharapkan dapat cerdas dalam memilih pemimpin manakah yang bisa diandalkan dalam mencapai kesejahteraan bersama. Jangan sampai memilih pemimpin yang hanya menjanjikan materi sementara tanpa memiliki konsep yang baik dalam pembangunan daerah di masa yang akan datang. Yang dibutuhkan sebenarnya bukanlah materi namun perubahan yang benar-benar nyata. Sehingga penting untuk mempalajari gagasan serta visi dan misi dari calon pemimpin untuk mempertimbangkan siapa yang sepantasnya untuk dipilih. 
Lalu seperti apakah cara memilih pemimpin yang ideal? Pemimpin yang ideal tentunya harus didukung dengan kecerdasan yang tinggi. Jika berbicara tentang kecerdasan maka tentu saja hal ini akan berdampak pada seberapa berkualitasnya langkah-langkah yang diambil selama memimpin kedepannya demi kepentingan masyarakat serta daerah yang dipimpinnya. 
Pemimpin yang ideal tntunya perlu kejujuran, hal ini menjadi poin penting karena pemimpin yang baik perlu terbuka dan jujur mengenai segala informasi yang harus diketahui masyarakatnya. Pemimpin yang ideal juga perlu berperilaku adil, bisa menempatkan segala sesuatu sesuai dengan tempatnya. Tidak ada golongan maupun kaum yang didahulukan maupun ditinggalkan. 
Menjauhkan diri dari dendam politik meskipun sudah terpilih adalah salah satu cara untuk bersikap adil kepada semua elemen masyarakat.  Dan pemimpin yang ideal mampu merangkul semua golongan, tidak berada pada kaum minoritas maupun mayoritas. Karena sudah tanggung jawab pemimpin untuk bisa merangkul semua golongan tanpa memberikan sekat satu sama lainnya. 
Lalu bagaimana kah masyarakat bisa menentukan calon pemimpin yang tepat berdasarkan dari kriteria-kriteria tersebut? Pertama pemilih bisa mencoba menggali rekam jejak dari calon-calon kepala daerah. Mulai dari latar belakang, pendidikan, keluarga, serta bagaimana aktivitasnya di dalam lingkungan sosial. Karean tidak semua yang dijanjikan selama masa kampanye dari setiap calon pemimpin sesuai dengan kondisi daerah. Yang kedua, jadilah pemimpin yang selalu up to date dalam mencari informasi terkait visi misi yang ditawarkan dari masing-masing calon Kepala daerah. 
Apakah visi yang disampaikan relevan dan sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat serta mudah dipahami. Sedangkan untuk misi, perhatikan apakah misi yang ada sudah sesuai dengan terjemahan dari visi yang disampaikan sebelumnya atau tidak. Begitu pula dengan program-program yang diajukan, tentunya harus realistis dan tidak hanya menyenangan sesaat demi mencari simpati public saja. Memang sudah sesuai dengan kebutuhan public dan masuk akal. Jangan sampai masyarakat hanya melihat dari sisi program-program tersebut tanpa menilai apakah program tersebut masuk akal dan dapat dijalankan kedepannya. 
Dan yang ketiga , seperti yang dijelaskan sebelumnya pilih pemimpin dengan mengedepankan rasionalitas saat memilih. Pemilih yang baik adalah memilih dengan menilai secara objektif serta komprehensif dan tidak sama sekali dipengaruhi oleh pihak lain serta faktor-faktor terentu. Baik itu suku, agama, daerah, uang, dan lainnya. Pilihlah pemimpin yang berintegritas, memiliki rekam kerja yang baik serta memiliki sikap kenegarawanan.
Pemilihan umum sudah seharusnya tidak hanya menjadi ajang untuk memenuhi hak masyarakat Indonesia  sebagai pemilih saja namun juga dapat menjadikan momentu tersebut sebagai ajang untuk mengadili para politis yang mengisi susunan politik di Indonesia dengan dimintai pertanggung jawaban akan kepercayaan yang sudah diberikan publik sehingga dapat melahirkan pemimpin yang dapat berpihak kepada rakyat, mampu menjalankan setiap amanah serta memiliki integritas. 
Maju dan tidaknya sebuah daerah dan bangsa Indonesia sangat bergantung dari pemimpin yang dipilihnya. Untuk itu lah peran pemilih yaitu masyarakat Indonesia memiliki fungsi yang cukup penting. Oleh sebab itu, diharapkan setiap masyarakat Indonesia bisa menjadi pemilih yang cerdas agar pemimpin yang dihasilkan melalui demokrasi langsung bisa berkualitas pula. Dan tentu saja harapan kedepannya bisa mengelola daerah dengan baik, professional, dan berintegritas. 
Diharapkan melalui pesta demokrasi Indonesia ini lahir pemimpin-pemimpin daerah yang berkualitas yang dapat memajukan daerah. Untuk mewujudkan pikada yang dapat berjalan demokratis serta berkualitas, memang bukanlah hal yang mudah. Meskipun ada banyak masalah-masalah yang bisa datang selama masa pilkada, namun dengan kerja sama yang baik di setiap elemen yang ada pastinya akan mewujudkan pesta demokrasi yang adil dan demokratis. 
Oleh : Stevanus Sulu 
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Flores

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *