Program MBG untuk Anak dan Ibu Hamil Curi Perhatian Dunia

Oleh : Feronika Moyasinta

Editor : Ida Bastian 

Portalindo.co.id – Di tengah dunia yang semakin peduli dengan kesehatan ibu dan anak, Indonesia meluncurkan sebuah program yang mendapat perhatian luas, baik di tingkat domestik maupun internasional. Program yang dikenal dengan nama MBG (Makanan Bergizi) bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang optimal bagi ibu hamil dan anak-anak, terutama yang berada di daerah dengan tingkat gizi rendah. Dengan pendekatan yang lebih menyeluruh, program ini berhasil memperbaiki kualitas kesehatan generasi penerus bangsa.

Kegiatan sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar oleh DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) baru-baru ini, merupakan langkah positif dalam mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia, terutama di Kabupaten Bekasi. Inisiatif ini mengangkat isu kesehatan yang sering kali terabaikan, terutama terkait dengan pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan anak-anak, dua kelompok yang sangat rentan terhadap kekurangan gizi. Dengan program ini, diharapkan terjadi penurunan angka gizi buruk secara bertahap, yang tentunya menjadi angin segar bagi masyarakat yang selama ini terbelenggu oleh masalah kekurangan gizi.

Anggota Komisi IX DPR RI, Putih Sari, yang bekerja sama dengan BGN, menunjukkan komitmen tinggi terhadap masalah ini. Menurutnya, program MBG ini bertujuan untuk mengurangi prevalensi gizi buruk melalui distribusi makanan bergizi secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini adalah langkah konkret yang sangat diperlukan, mengingat masih banyak masyarakat, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas, yang kesulitan mendapatkan makanan bergizi yang cukup. Bahkan, meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, ketimpangan dalam distribusi gizi sering kali menjadi masalah besar.

Dalam implementasinya, program ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, serta organisasi non-pemerintah yang memiliki kepedulian terhadap isu kesehatan ibu dan anak. Para ahli gizi turut berperan dalam merancang menu makanan yang tidak hanya bergizi tinggi, tetapi juga mudah diakses oleh keluarga yang membutuhkan. Menu-menu yang disediakan beragam, mulai dari bahan makanan lokal hingga produk yang telah difortifikasi untuk memastikan kecukupan gizi yang tepat.

Salah satu hal yang sangat krusial dalam konteks gizi adalah bagaimana gizi yang tepat dan seimbang dapat mendukung perkembangan fisik dan mental anak-anak serta mendukung kesehatan ibu hamil selama kehamilan. Program MBG, yang fokus pada pemberian makanan bergizi secara gratis kepada kelompok yang paling rentan ini, adalah solusi yang sangat tepat untuk mengatasi masalah kekurangan gizi di kalangan anak-anak dan ibu hamil, terutama di daerah-daerah yang memiliki akses terbatas terhadap pangan bergizi.

anggota Komisi IX DPR RI, Zainul Munasichin, menekankan pentingnya perhatian lebih terhadap kesehatan gizi anak-anak dan ibu hamil, yang memang menjadi prioritas utama dalam memastikan perkembangan yang sehat dan optimal. Tanpa gizi yang cukup, anak-anak berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang yang dapat berimbas pada kualitas hidup mereka di masa depan. Begitu pula dengan ibu hamil, yang memerlukan asupan gizi yang lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan janin dan memastikan kelahiran yang sehat. Keterlambatan dalam memberikan perhatian terhadap kebutuhan gizi kelompok ini dapat berujung pada masalah serius, seperti stunting, rendahnya kualitas pendidikan, dan dampak kesehatan jangka panjang bagi ibu dan anak.

Hasil dari program ini pun cukup menggembirakan. Angka kekurangan gizi pada ibu hamil dan anak-anak di beberapa daerah mengalami penurunan yang signifikan. Selain itu, para ibu yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan makanan bergizi kini merasa terbantu dengan adanya distribusi pangan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Tak hanya di Indonesia, kesuksesan program MBG juga menarik perhatian dunia. Berbagai organisasi internasional dan negara lain mempelajari program ini sebagai model yang dapat diterapkan untuk memperbaiki kondisi kesehatan ibu dan anak di negara-negara berkembang. Program ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi antara berbagai pihak, masalah kekurangan gizi pada ibu hamil dan anak-anak dapat diatasi secara efektif.

Pernyataan Presiden Prabowo Subianto, yang membandingkan pelaksanaan program makan gratis di Brasil dengan rencana program serupa di Indonesia memberikan gambaran yang menarik mengenai tantangan besar dalam menghadirkan perubahan sosial yang nyata. Program makan bergizi untuk anak-anak yang dimulai pada 2011 di Brasil dan memakan waktu hingga 11 tahun untuk menjangkau seluruh anak-anak di negara tersebut memang menunjukkan betapa besar usaha dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah gizi pada skala nasional.

Brasil, dengan populasi sekitar 26 juta anak, membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk memastikan setiap anak dapat menerima manfaat dari program makan gratis tersebut. Program ini dimulai dengan niat mulia untuk mengatasi kelaparan dan kekurangan gizi yang dihadapi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Meski telah berjalan selama lebih dari satu dekade, keberhasilan program ini tetap menunjukkan bahwa penyelesaian masalah sosial sebesar itu memerlukan waktu, konsistensi, dan koordinasi yang luar biasa di tingkat pemerintahan dan masyarakat.

Dengan pencapaian yang luar biasa ini, program MBG memberikan harapan baru bagi masa depan anak-anak Indonesia. Lebih dari sekadar memberikan makanan, program ini membuka jalan bagi terciptanya generasi yang sehat, kuat, dan siap bersaing di tingkat global.

Penulis merupakan Pengamat Ekonomi Nasional PT Linkjaknas