Portalindo.co.id, Jakarta – Pemerintah menegaskan pentingnya menjaga stabilitas nasional pasca penetapan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Seruan ini disampaikan untuk memastikan suasana tetap kondusif dan masyarakat berfokus pada persatuan, bukan terpengaruh isu-isu yang dapat mengganggu harmoni sosial. Pemerintah menilai momentum ini sebagai kesempatan memperkuat nasionalisme dan mempertebal semangat persatuan bangsa.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menekankan bahwa penganugerahan gelar tersebut merupakan bentuk penghormatan konstitusional terhadap jasa Soeharto dalam menjaga kedaulatan dan membangun fondasi ekonomi nasional.
“Mari bersama menjaga nilai persatuan dan tidak terprovokasi oleh isu yang bisa memecah belah bangsa,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa nilai kepahlawanan harus diwujudkan dalam tindakan nyata melalui gotong royong, cinta tanah air, dan komitmen menjaga ketenteraman.
“Pahlawan masa kini adalah mereka yang menjaga harmoni sosial dan memperkuat solidaritas bangsa,” tambahnya.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memastikan aparat kepolisian telah menyiapkan langkah antisipatif untuk menjaga ketertiban di berbagai daerah. Ia menekankan bahwa situasi nasional tetap aman dan terkendali, serta mengajak masyarakat tidak terpancing provokasi apa pun.
“Kami menyiapkan langkah antisipatif agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah diprovokasi,” tegasnya. Menurutnya, dukungan masyarakat dalam menjaga kedamaian menjadi kunci keberhasilan stabilitas nasional. “Kedamaian adalah tanggung jawab kita semua sebagai warga negara yang mencintai negeri ini,” ujarnya.
Dukungan terhadap keputusan negara juga datang dari organisasi keagamaan. Dr. Makroen Sanjaya, Pimpinan Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, menyebut penganugerahan tersebut sebagai keputusan bijak yang mencerminkan semangat rekonsiliasi dan penghormatan terhadap sejarah bangsa.
“Penghargaan ini menjadi pengingat bahwa pembangunan Indonesia hari ini berdiri di atas pondasi yang diletakkan para pendahulu, termasuk Soeharto,” tuturnya.
Ia menilai keputusan ini harus menjadi momentum bagi generasi muda untuk memperkuat nasionalisme dan memahami perjalanan sejarah bangsa secara utuh.
Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI, Melchias Markus Mekeng, turut memberikan dukungan penuh. Ia menilai Soeharto memiliki pengabdian panjang yang layak diapresiasi.
“Selama 32 tahun beliau mengabdi, banyak pondasi bangsa yang dibangun. Ini layak dihargai sebagai bagian dari sejarah nasional,” ujar Mekeng. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menatap masa depan dengan semangat bersatu dan tidak terjebak pada perdebatan yang tidak produktif.
Dengan berbagai dukungan tersebut, pemerintah kembali mengajak masyarakat untuk menjaga ketenangan, mengedepankan persatuan, serta terus membangun suasana damai demi Indonesia yang stabil, maju, dan bermartabat.
Ida Bastian







