JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi pada periode Maret 2018 yang mencapai 0,20%. Realisasi inflasi bulan kemarin sedikit lebih tinggi dibanding Februari 2018 yang sebesar 01,7%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan di 82 kota indeks harga konsumen (IHK). Dari hasil pemantauan tersebut, diketahui inflasi Maret 2018 sebesar 0,20% dengan inflasi tahun kalender 2018 sebesar 0,99%.
“Kalau kita lihat perkmbangan harga berbagai komoditas pada Maret 2018 ini secara umum menunjukkan kenaikan. Hasil pemantauan BPS di 82 kota inflasi menunjukkan, bahwa inflasi Maret 2018 0,20%. Dengan angka ini, maka inflasi tahun kalender 0,99% dan inflasi yoy 3,40%,” katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (2/4/2018).
Dari 82 kota yang dipantau BPS, setidaknya 57 kota mengalami inflasi dan 25 kota mengalami deflasi. “Tertinggi di Jayapura 2,10%, terendah di Sumenep 0,01%. Deflasi tertinggi tual -2,30% dan terendah di Bulukumba -0,01%,” imbuh dia.
Realisasi inflasi Maret 2018 ini, kata pria yang akrab disapa Kecuk ini, juga lebih tinggi dibanding Maret 2017 dan Maret 2016. Dimana pada Maret 2017 terjadi deflasi sedangkan pada Maret 2016 inflasi hanya sekitar 0,19%. “Dibanding Maret 2016 yang 0,19% juga sedikit lebih tinggi. Dibanding Februari 2018 juga agak meningkat sedikit karena Februari 0,17%,” tuturnya.
Namun, jika lihat dari tahun ke tahun (year on year/yoy), inflasi pada Maret 2018 ini lebih kecil dibanding dua tahun sebelumnya. Dimana pada Maret 2017 inflasi yoy sekitar 3,61% dan pada 2016 inflasi yoy nya sekitar 4,45%. “Dengan memperhatikan target yang dipasang di APBN 2018 sebesar 3,5%, angka 3,40% ini saya bilang terkendali,” tandasnya. (*/Red)