Hadapi Industri 4.0, RI Berpotensi Kembangkan IKM dengan Teknologi Digital


Ekonomi – Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang terintegrasi dengan teknologi digital di tengah menghadapi era revolusi industri keempat. Apalagi, berdasarkan Peta Jalan Making Indonesia 4.0, aspek penguasaan teknologi akan menjadi penentu utama keberhasilan dalam implementasi Industri 4.0 yang akan memberikan arah yang jelas bagi pergerakan Indonesia di masa depan.

“Dalam kegiatan penumbuhan dan pengembangan IKM nasional melalui teknologi digital, Kementerian Perindustrian telah membuat e-Smart IKM.,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih ketika menjadi narasumber pada Indonesia Industrial Summit 2018 di Jakarta, Kamis (5/4).

Sejak diluncurkan e-Smart IKM pada akhir 2016, nilai transaksi dimarketplace tersebut telah melebihi Rp320 juta yang didominasi berasal dari komoditas makanan dan minuman, logam, furnitur, kerajinan, fesyen, herbal, serta produk industri kreatif lainnya.

“Dalam upaya mendorong pelaku IKM kita terlibat di e-Smart IKM, kami telah melaksanakan workshop agar mereka dibekali pelatihan untuk peningkatan daya saing dan produktivitas usahanya,” jelas Gati. Pada tahun 2017, sebanyak 1.730 IKM telah mengikuti lokakarya e-Smart IKM, yang ditargetkan tahun 2018 dapat menggandeng 4.220 IKM dan 2019 mencapai 10 ribu IKM di seluruh Indonesia.

Selain itu, pembinaan dalam program e-Smart IKM juga meliputi pemantauan data performansi setiap pelaku usaha yang telah tergabung dalam e-Smart IKM. “Nantinya hasil yang didapat akan terlihat berapa jumlah pelaku IKM yang sukses dalam transaksinya atau menjadi champion, dan mereka yang belum sukses dalam transaksinya, bahkan di-suspend,” imbuhnya.

Bagi mereka yang telah sukses, menurut Gati, pihaknya akan memberikan fasilitasi agar mereka dapat mengakses pasar yang lebih luas. “Akses pasar akan diberikan hingga ke pasar global. Untuk itu, kami memfasilitasi pengembangan produk sesuai standar global dan juga diikuti sebagai peserta pameran internasional,” tuturnya.

Bahkan, mereka pun berpeluang untuk menjadi reseller produk-produk IKM lain, yang diharapkan kisah suksesnya menjadi inspirasi bagi para pelaku IKM untuk tumbuh dan berkembang. Sedangkan bagi yang belum sukses atau bahkan di-suspendoleh marketplace, Ditjen IKM akan mengembangkan agregator, yakni platform yang mengumpulkan produk IKM dan memfasilitasi penjualan online.

“Termasuk logistik dan layanan pelanggan, yang dapat dilakukan oleh Koperasi, Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM, dan IKM champion. Kami telah mengidentifikasi beberapa faktor penyebabnya, antara lain ketiadaan waktu untuk berjualan online karena sibuk berproduksi atau sudah memiliki distributor sendiri,” paparnya.

Gati menambahkan, faktor lainnya yang menjadi penyebab belum suksesnya pelaku IKM di pasar online, yaitu dari segi karakteristik produk. “Maksudnya adalah produknya tidak dijual eceran, atau produknya bersifatbusiness to business (B2B), seperti IKM yang memproduksi mesin dan peralatan produksi,” ujarnya. Hal ini akan coba dipecahkan melalui kerja sama B2B dengan marketplace seperti indonetwork, indotrading, atau alibaba.

Dalam upaya mendorong pelaku IKM nasional masuk ke marketplace, Kemenperin beserta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sejak tahun 2017 telah bekerja sama mengenai fasilitasi akses internet di sentra IKM seluruh Indonesia. “Sampai saat ini sudah terpasang di empat titik sentra IKM, dan empat titik lainnya sedang menyusul,” ungkapnya.

Keempat sentra IKM yang sudah terpasang, yaitu di Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Bondowoso (Jawa Timur) dan Lampung, serta sisanya yang masih dalam proses pemasangan akses internet adalah di Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Seram Bagian Barat (Maluku).

5G di kawasan industri
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan,pemerintah akan meningkatkan jaringan internet 5G di kawasan industri dalam upaya mendukung implementasi Industri 4.0. Untuk mewujudkannya, Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kemenkominfo guna membahas regulasinya serta menggandeng PT Telkom selaku operator penyedia layanan internet untuk perencanaan teknisnya.

Menurut Airlangga, dalam upaya penerapan jaringan internet 5G di kawasan industri tersebut, saat ini masih dirancang peta wilayah pemasangannya. “Industri 4.0 membutuhkan kecepatan data hingga 5G. Kalau datanya pakai yang lemot, ketika mau lihat proses di pabrik dan yang tampil dimonitor akan ada time lag, waktu yang tidak cocok,” ungkapnya.

Menperin menjelaskan, memasuki era digital saat ini harus diimbangi dengan kualitas jarigan internet yang cepat. Pemasangan jaringan internet 5G tersebut terkait dengan pelaksanaan peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Pemerintah telah mendorong industri memasuki dunia digital. Ada lima sektor pengembangan industri manufaktur yang akan menjadi percontohan, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika,” paparnya.

Airlangga menambahkan, lima sektor itu merupakan industri andalan yang tengah diprioritaskan pengembangannya di hampir seluruh dunia. “Sekitar 84 persen ekonomi dunia disokong oleh sektor-sektor tersebut. Ini yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga tiga ribu kali,” ucapnya.

Bahkan, saat ini pengembangan IKM juga menjadi salah satu langkah strategis mewujudkan ekonomi inklusif, yang sifatnya sama dengan e-commerce platform. Dengan demikian, IKM dapat bersaing secara global. “Untuk itu, industri nasional membutuhkan konektivitas serta interaksi melalui teknologi,” tegas Airlangga.

Pengembangan sektor IKM dalam negeri telah lama berperan penting dalam menopang perekonomian Indonesia. Kemenperin mencatat, jumlah unit usaha IKM di dalam negeri terus mengalami peningkatan setiap tahun. Misalnya, pada tahun 2013, sebanyak 3,43 juta IKM, naik menjadi 3,52 juta IKM pada tahun 2014. Kemudian, mampu mencapai 3,68 juta IKM di tahun 2015, dan bertambah lagi hingga 4,41 juta tahun 2016. Pada tahun 2017 jumlah IKM diperkirakan lebih dari 4,5 juta unit usaha.

Rencana penerapan jaringan internet 5G ini ditargetkan mulai terlaksana saat perhelatan Asian Games 2018 pada Agustus mendatang. “Waktu Asian Games akan kita buat prototype-nya,” pungkasnya. (Rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *