Siapa Pemilik Sebenarnya Empang Lolobayo di Desa Sanrobone ?

Portalindo.co.id, Takalar – Terkait adanya dugaan sengketa empang berdasarkan pengakuan dari ahli waris Padendu daeng Janji terhadap lokasi empang di Lolobayo Desa Sanrobone, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar membuat wartawan media Portalindonews.com tertarik dan terjun langsung melihat lokasi yang dimaksud, Minggu (12/03/23).

Berdasarkan pantauan media ini, di empang Lolobayo telah terpasang pengumuman bertuliskan Tanah/empang tersebut adalah milik : H. Zainal Abidin Krg. Kulle berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.00006

Sementara Dg. Lewa yang mengaku keturunan Padendu Dg. Janji juga memasang papan bertuliskan “Sahanayo Dg. Ngesa memajak empang Lolobayo lalu baku tukar dengan Raja Sanrobone Baso Dg. Nyengka yang bukan miliknya tetapi pemilik asli empang Lolobayo adalah milik Padendu Daeng Janji,” sehingga dari dasar itu Dg. Lewa menganggap dirinya berhak atas empang itu.

Setelah pulang dari Empang Lolobayo Desa Sanrobone usai melaksanakan sholat Magrib berjamaah di Masjid, dalam perjalanan menuju pulang, Dg. Lewa singgah dirumah Dg. Ragga untuk memperlihatkan silsilah keturunannya bersama dengan temannya.

Namun Imam Desa ini tidak terima karena merasa terganggu dengan kehadiran Dg. Lewa sehingga dirinya menjadi emosi dan mengamuk sehingga mengatakan rumahnya diserang sehingga mengundang perhatian warga yang hampir menyebabkan Dg. Lewa dan temannya celaka, beruntung anggota piket Polsek Mapsu Polres Takalar cepat tiba dilokasi.

Imam Desa Sanrobone Dg. Ragga mengatakan bahwa kedatangan Dg. Lewa salah alamat karena empang di Lolobayo orang tuanya saja tidak mengaku bahwa itu barangnya.

“Orang tuamu saja dulu tidak pernah mengaku bahwa itu barangnya, apa dasarmu bukti kepemilikan apa yang kau miliki, tanya, Dg. Ragga.

Sementara Dg. Lewa mengatakan bahwa dirinya singgah dirumah Dg. Ragga untuk memperlihatkan spanduk bertuliskan silsilah keturunannya.

“Saya datang kerumah Dg. Ragga karena disuruh singgah oleh Dg. Ngasih yang merupakan mertua Dg. Ragga untuk memperlihatkan silsilah keturunan namun Dg. Ragga tidak terima dan emosinya langsung naik dan mengatakan rumahnya ingin diserang, sementara kami datang tidak ada niat untuk melakukan hal semacam itu, justru saya mau ambil plastik saya yang tertinggal di meja, disitulah saya ditutupi pintu dari dalam,” ucap Dg. Lewa.

Wartawan yang hendak melakukan konfirmasi terkait persoalan ini juga mendapat getahnya, dan tidak melanjutkan konfirmasi demi keamanan berhubung situasi sudah tidak memungkinkan karena di depan rumah Imam Desa Sanrobone sudah dipadati orang. ( Syam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *