PORTALINDO.CO.ID | Keerom – Hubungan kekerabatan yang erat sebagaimana sebuah ikatan keluarga terus dilakukan, Pos Somografi Satgas Yonif 310/KK berburu dan olah ulat sagu untuk dimasak dan makan bersama di Kampung Somografi, Distrik Web, Kabupaten Keerom, Papua, Selasa (27/8/2024).
Hal tersebut disampaikan oleh Dansatgas Yonif 310/KK Letkol Inf Andrik Fachrizal dalam keterangan tertulisnya secara terpisah di Markas Komando Taktis di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Dikatakan Dansatgas, pihak yang berada di Pos Somografi dipimpin oleh Danpos (Komandan Pos) lakukan anjangsana dengan mengunjungi Tomi Pallop (36) yang sedang berladang untuk membantu mengolah lahan.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Satgas dalam menjalin komunikasi sosial dengan warga setempat selain itu juga sebagai wujud kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat diwilayah pedalaman Papua,” terang Dansatgas.
Pada kesempatan tersebut, Danpos Somografi Letda Inf Entis Sutisna beserta personel Satgas lainnya sengaja membawa bahan pokok untuk dimasak dan makan bersama seusai mengolah lahan. Akan tetapi Tomi Pallop menawarkan kepada personel Satgas untuk mencari ulat sagu sebagai tambahan lauk makan agar lebih nikmat untuk disantap.
Diungkapkan, ulat sagu banyak ditemukan di pohon sagu yang telah tumbang dan mengalami pembusukan. Ulat sagu ini menyimpan manfaat bagi kesehatan yang memiliki kandungan protein yang tinggi dan beragam nutrisi lainnya yang baik untuk tubuh.
Satu persatu pohon sagu tumbang dibongkar untuk dicari ulatnya, cukup banyak ulat sagu yang mereka dapatkan.
Ulat sagu yang didapat lalu mereka bersihkan dan diolah menjadi sate. Tampak suasana keakraban yang terlihat saat mereka memasak dan makan bersama.
Disisi lain, Maria Pull (28) istri dari Tomi Pallop mengucapkan terima kasihnya kepada personel Satgas Yonif 310/KK yang telah membantu mengolah ladang miliknya.
“Saya sangat senang dengan kedatangan Bapak-bapak TNI di kebun kami dan mau merasakan masakan tradisional Papua. Mereka sangat baik dan selalu membantu kami di kampung ini,” tutur Maria.
(Sumber Pendam XVII/Cenderawasih)