Portalindo.co.id, Sulawesi Tengah – Bulog Sulawesi Tengah hingga kini masih sulit memenuhi target pengadaan beras untuk kebutuhan nasional. Badan urusan logistik itu ditetapkan mampu menyerap 50 ribu ton pada musim panen 2018. Kesulitan membeli gabah dan beras petani diakui karena harga di tingkat petani cukup tinggi.
“Selisih harga yang cukup mencolok itu, membuat petani lebih memilih menjualnya kepada pedagang pengumpul ketimbang Bulog,” kata Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Perum Bulog Sulteng, Bahar Haruna, Kamis (20/9/2018)
Bulog Sulteng membeli beras petani sesuai dengan harga pembelian yang ditetapkan pemerintah (HPP) pusat sebesar Rp 8.030 per kilo gram, sedangkan pedagang pengumpul mematok harga pembelian rata-rata Rp 8.500 per kilo gram.
“Padahal dalam membeli beras petani Bulog selain turun langsung ke petani, juga berkerja sama swasta termasuk penggilingan padi dan juga anggota Babinsa,” kata Bahar menjelaskan.
Tercatat kegagalan Bulog belum berhasil meningkatkan pengadaan beras memasuki semester II, dibuktikan terealisasi pembelian beras baru sekitar 13 ribu ton. Realisasi pengadaan itu diakui masih sangat minim dari target yang diharapkan.
“Ya kalau persentase baru sekitar 26 persen dari target 50 ribu ton,” katanya.Bahar mengaku tetap gencar melakukan pembelian langsung ke titik-titik panen yang tersebar di sejumlah kabupaten di Sulteng. Tercatat ada tujuh daerah penghasil beras yakni Kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Banggai, Tolitoli, Poso, Sigi dan Morowali. (*)
Penulis Umar Dany






